NW Online | Kamis, 7 Februari 2019 10:00
Ijazah Doa Ujian : Kunci Sukses keberkahan Kader-kader Nahdlatul Wathan
Oleh: Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi Dahlan, QH.,MA
Sejak berdirinya Madrasah NWDI (khusus untuk santriwan) tahun 1932 M dan Madrasah NBDI (khusus untuk santriwati) tahun 1942 M tradisi ijazah doa ujian sudah dirintis oleh Maulanassyaikh berlanjut dari tahun ke tahun sampai umur NWDI ke 86 ini.Artinya secara historis pengijazahan doa ujian sudah -+86 tahun menggema di Lombok NTB yang esensi pengijazahan doa ujian akhir sanah sebagai:
Pertama: Pengikat ruhiyah barokatiyyah antara murid dengan murid.
Kedua: Alaqoh matiinah baina addua’ wal ikhtiar. Hubungan yang kuat antara doa dan usaha. Doa dan usaha selalu berbarengan. Ikhtiar dengan doa merupakan sesuatu yang tak boleh dipandang remeh. Doa lebih ampuh dari segala-galanya. Doa itu bukan hanya sekedar panjatan doa kepada Allah untuk dikabulkan segala hajat namun lebih dari itu adalah ibadah sebagai konsekuensi perintah Allah. Maka Doa adalah kelulusan segala prestasi duniawi maupun ukhrawi.
Ketiga: Ijazah dan Baiat. Tradisi dalam NW, baiat dan ijazah itu satu paket sebagai hubungan timbal balik antara visi misi mursyid Guru besar kita Maulanassyaikh dan Ummuna PB NW al-Mujahidah Al-Barrah An-Nasikah Hj. Sitti Raehanun Zainuddin Abdul Madjid. Baiat sebagai identitas perjuangan dan identitas ke-NW-an.
Keempat: Ijazah doa ini tradisi untuk seluruh warga madrasah NW SE-NTB sebagai ajang tahunan bertemunya secara informal para kader kader NW yang mengabdi di Madrasah yang mereka rintis setelah tamat di NWDI. NBDi. NW atau sebagai pelanjut sebelumnya. Ajang ijazah ini ajang share ide pengalaman mengelola pendidikan di tempat masing masing.
Kelima: ijazah ini sebagai ajang silatirrahim keilmuan dan silaturrahim keguruan dan silatirrahim keorganisasian.