NW Online | Senin, 18 Februari 2019 08:00

Oleh: Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi Dahlan, QH.,MA

Metode Maulanassyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Al-Masyhur dalam menyebarkan panji-panji Organisasi Nahdlatul Wathan, pondok pesantrennya dan Madrasah NahdlatulWathan di Seantero Alamini

Bagian pertama: Menyebarkan Panji Nahdlatul Wathan lewat Syair-syair Nahdhiyyah yang ditazyiil (dicantolkan) padadoa-doa dan syair-syair terkenal di kalangan masyarakat Muslim.

Pertama: Syair dicantolkan di Shalawat Badar.

Untuk konteks masyarakat NTB, khususnya Lombok, membaca shalawat badar tidak begitu marak pada era-era awal kepulangan Maulanassyaikh dari tanah suci Makkah setelah selesai sekolah di Madrasah Asshaulatiyahtahun 1932. Maulanassyaikh menginisiasi agar shalawat badar dibaca saat pembacaan berzanji di mana saat itu masyarakat Sasak Lombok setiap malam Jumat gemarmembaca barzanji dengan lisan Sasak yang tak keruan ilmu nahwu, ilmusharafnya, seperti ya abubakar nasiddiq. Allahi fatimah Benterrasulle dan banyak lagi bahasa syair barzanji yang tidak tepat diucapkan sesuai gramatika ilmu nahwu ilmusharaf. 

Maulanassyaikh menco badengan lagu dan intonasi yang datar indah dan enak dibacaolehmasyarakatSasak yang tidakperluteriak-teriak dalam memba caba rzanji. Beliau mempopulerkan lagu intonasi bacaan barzanji dengan intonasi yang lembut di kalangan santri nahdlatul wathan sejak tahun 1940-an sehingga cara membaca barzanji berubah drastis di kalangan masyarakat Sasak dikarenakan para alumni mengajarkan kembali cara membaca barzanji kepada masyarakat mereka masing-masing. Dengan demikian masyarakat terjadi banyak perubahan dalam mekanisme membaca barzanji. 

Mengingat bacaan barzanji sudah melekat di tengah masyarakat Sasak Bapak Maulanassyaikh memasukkan shalawat badar di membaca barzanji yang baik dan berkeadilan. Melihat situasisosial seperti itu, Maulanassyaikh mencantolkan doa Nahdhiyyah di shalawat badar yang sebelumnya tak pernah dipopulerkan oleh ormas lain saat itu. Bahkan Maulanassyaikh membuatrekaman dengan memberikan pengantar terhadap bacaan barzanji yang dibacakanoleh Thullab-tholibat Ma’had Darul Quran walhadis yang saat itu ditunjuk oleh Maulanassyaikh yang menjadi Hadi (pimpinan) dalam membaca barazanji yaitu TGH. Drs. Khairi YasriKhairiYasri yang memimpin pembacaan barazanji, itu terjadi pada awal tahun 1986-an. 

Strategi ini digunakan guna masyarakat lebih mengenal NW dalam berbagai bidang.
Bukti otentik sejarah ini kita lihat dalam syair Maulanassyaikh dalam doa Shalawat Badar.

صلوات بدر 


صلاة الله سلام الله * على طه رسول الله 


صلاة الله سلام الله * على يس حبيب الله 


توسلنا ببسم الله * وبالهادى رسول الله 


وكل مجاهد لله * باهل البدر يا الله. 


الهي سلم الامة * من آلافات والنقمة 


ومن هم ومن غمة * باهل البدر يا الله 


الهي نجنا واكشف* جميع اذية واصرف


مكاءد العدا والطف *باهل البدر يا الله.

Sampai bait ke 18….Maulanassyaikh menambahkan di akhir bait yang ke 26 


وكم من كربة تنفي * باهل البدر يا الله 

Dengan bait -bait syairberikut ini: 


وعمر نهضة الوطن * مدى الدهر مدى الزمن 


ايا ذاالفضل والمنن* باهل البدر يا الله 


Wammirnahdlatal wathani-madaddahri madazzamani. Ayaazalfadhli walminani biahlilbadri yaa Allah. 
Setelah syair itu diucapkan baru dilansungkan dengan bait shalawat badar berikut ini. 


وصل على النبي البر * بلا عد ولا حصر 


وآل سادة غر * باهل البدر يا الله

Di saat bacaan shalawat badar menggema di bumi Sasak para abituren NW tentu mempopulerkan karya Maulanassyaikh ini di kalangan masyarakat. Itu salah satu cara Maulanassyaikh memperkenalkan NW kemasyarakat awam.

Kedua: Padasyair Abu Nawas 


الهي لست للفردوس اهلا * ولا اقوى على نار الجحيم 


فهب لى توبة واغفر ذنوبى* فانك غافر الذنب العظيم 


وعاملني معاملة الكريم * وثبتني على النهج القويم 


Maulanassyaikh menambahkan dengan doa: 


وعمر نهضتي وانشر لواها * وجد لى منك بالفضل العميم 


Waammirnahdhotywansyurliwaaha * wajud lii minkabilfadlilamiimi.

Ketiga: Syair pada doa pusaka yang dipopulerkan oleh Maulanassyaikh yang sesungguhnya itu doa para waliyullah Habib Abdurrahman dari Yaman Hadra maut, yang kemudian dia dopsioleh Maulanassyaikh menjadi doa dalam setiap acara pengajian dan khalaqah majelis yang kemudian itu dikira doa milik NW padahal itu doa waliyullah yang juga populer di Yaman dan Makkah. Doa itu bunyinya sebagai berikut: 


ربنا انفعنا بما علمتنا * رب علمنا الذي ينفعنا 


رب فقهنا وفقه اهلنا * وقرابات لنا فى ديننا 


مع اهل القطر انثى وذكر


Dst….. 
Kemudian ditambahkan di doa populer ini Doa Nahdhatul Wathan dan Doa untuk seluruh pejuang dan pengurus Nahdlatul Wathan dengan doa:


ربنا يا ذالجلال والمنن * انشرن لواء نهضة الوطن 

         
واحفظنها دائما من الفتن* واهدين رجالها على السنن 


وانصرنهم فى العشايا والبكر

Keempat: Syair Nahdiyyah dalam bentuk doa ditulis oleh Maulanassyaikh menngiringi doa shalawat al-Qosidah al-Muhammadiyahkarya al-imam al-Bushairy. 


محمد اشرف الاعراب والعجم* محمد خير من يمشى على قدم


Sampan bait yang ke-16 ditazyil Olen Maulanassyaikh dengan syair: 


محمد نوره للنهضيين بدا * محمد قادنا للخير فاستقم 


Muhammadunnuruhulinnahdhiyyiinabada* Muhammadunqodanalilkhairifastaqimi.

Inilah sekelumit metode Maulanasyyaikh dalam menyebarkan Nahdlatul Wathan melalui syair -syair Karya orisinalitas Beliau yang dicantolkan dalam doa -doa karomah agar kecipratan berkah ngiring doa-doa parawaliyullah itu. 

Ini analisa al-faqier H. Fahrurrozi Abu Raziqi sebagai santri yang menyantri lansung di hadapan Maulanassyaikh moga barokah untuk kita semua terutama barokah dalam memahami keulamaan guru besar kita agar semua tahu harga dan nilai perjuangan guru besar kita di hadapan masyarakat Lombok NTB tanpa kecuali Sebab orang-orang besar di dalam dan luarnegeri takakan datang dan kenal Lombok ini jika tidak ada pengaruh keulamaan Maulanassyaikh….Mari kita jaga muru’ah guru besar kita meski ada oknum orang-orang yang tidak menghargai jasa Maulasyyaikh yang mereka sendiri tidak sadari sesungguhnya. Wallahua’lam. Pojok ruangan kerjaku di FDIK UIN mataram. 14/02/2019.