“EMPAT BELAS HIKMAH KEMULIAAN PUASA DALAM KAJIAN SYAIKH ALI AHMAD AL-JURJAWY DALAM KITAB HIKMATUTTASYRI’ WA FALSAFATUHU-h. 132- 139”

Dialihbahasakan dan dinukil oleh:
Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi Dahlan.QH,. MA
(Pegiat Ngaji Literasi Kitab Kuning- Santri on-line)
************************************************
nwonline.or.id – Lanjutan……

HIKMAH KETIGA:

والحكمة الثالثة:
أن البهيمة وهى التى لا هم لها إلا الأكل والشرب وما فى حكمهما من تناول الملاذ وما تصبو اليه البهائم من مأكل ومشرب ونكاح وغير ذلك. فإذا ما حبس الإنسان نفسه البهيمة عن كل هذه الملاذ التى هى شأن البهائم ثم صفت نفسه وخلصت روحه من صفة البهيمية صار الى الملكية أقرب. وفى هذه الحالة يكون ما يؤديه من العبادات الأخرى يؤديه بإخلاص نفس خلصت من شوائب الريب والغير. وإنك أيضا تجد الحكماء والفلاسفة وأهل الزهد والعبادة فى جميع الملل والنحل إذا أرادوا تأليفا فى علم أو أداء عبادة حبسوا البطن عن الإكثار من الطعام حتى تكون لهم قدرة فى تأدية ما يريدون..

HIKMAH KETIGA:
Sesungguhnya Binatang yabg tak memiliki hasrat lain kecuali makan dan minum dan segala apa yang berkaitan dengan keduanya itu berupa memperoleh kenikmatan dan apa yang dibutuhkan oleh binatang-binatang tersebut baik makanan, minuman, kawin dst. Apabila manusia mampun mengendalikan nafsu kebinatangannya tersebut dari segala kelezatan yang sesungguhnya sama dengan kebutuhan binatang kemudian jiwanya bersih, suci ruhnya dari sifat-sifat kebinatangan sehingga berubah menjadi sifat kemalaikatan yang lebih dekat menuju itu.

Dalam kondisi seperti ini apa yang dibutuhkan dalam penunaian ibadah-ibadah yang lain akan tertunaikan dengan keikhlasan jiwa suci dari gangguan-gangunguan kebimbangan dan kebingungan.

Dan sesungguhnya juga banyak Anda temukan Para ahli hikmah Ahli Filsafat Ahli ibadah Ahli Zuhud di semua agama dan penganut aliran keagamaan sekiranya mereka ingin menulis karya ilmu pengetahuan atau mau melaksanakan suatu ritual agama mereka mengendalikan perutnya dari banyak makan dan minum sehingga akhirnya mereka memiliki kemampuan untuk dapat melakukan apa yang mereka inginkan.

Intinya: Perut yang tidak terlalu kenyang oleh makanan dan minuman dapat menenangkan mata hati untuk tenang beribadah.
Perut dalam kondisi tidak terlalu kenyang akan mempercepat nalar logis berpikir bagi siapa saja yang ingin menuangkan ide-ide cerdasnya dalam bentuk karya tulis, buku, artikel,dll.
Orang yang disebut ahli hikmah ahli filsafat dan ahli ibadah adalah orang yang mampu mengendalikan isi perutnya dari makan minum yang berlebihan.

PUASA RAMADHAN MENGAJARKAN KITA UNTUK BERANJAK DARI SIFAT KEBINATANGAN MENUJU SIFAT KEMALAIKATAN YANG LEBIH MEMDEKATI KE SIFAT ULUHIYYAH.