NW Online | Ahad, 10 Februari 2019 07:00
Pena Thullab. Catatan Ngaji Pagi MDQH NW Anjani
Rabu, 25 Jumadil Awwal 1440 H / 30 Januari 2019 M
Oleh : TGH. Ihsan Safar, QH.,SS
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم :علامة الشقاوة اربعة : نسيان الذنوب الماضية وهي عند الله محفوظة، وذكر الحسنات الماضية ولايدري أقبلت أم ردت، ونظره الى من فوقه في الدنيا ونظره إلي من دونه في الدين.
Rasulullah SAW bersabda: “Tanda-tanda terjadinya kecelakaan ada 4:
1. “Melupakan dosa-dosa yang telah lewat, pdahal semua itu tercatat di sisi Allah SWT.”
Kita di anjurkan untuk selalu mengingat-mengingat akan dosa-dosa kita, karena dengan mengingat dosa seseorang akan senantiasa dalam ketakuan dan khawatir apakah dosanya sudah diampunkan atau tidak, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan ketakwaannya kepada Allah swt
2. “Menyebut atau mengingat-ingat kebaikan-kebaikan yang telah lewat, padahal ia tidak mengetahui apakah kebaikannya tersebut di terima atau di tolak”.
Sebagian ulama salaf berkata:
من من بمعروفه أسقط شكره، ومن أعجب بعمله أحبط أجره
“Barang siapa yang mengungkit-ungkit amalnya maka hilanglah rasa syukurnya dan barang siapa yang takjub/heran terhadap amalnya, maka hilanglah pahalanya.
3. “Memandang orang yang lebih tinggi dalam perkara dunia”.
Mengenai hal tersebut Rasulullah Saw bersabda
عن أبي هريراة،قال رسول الله صلى الله علبه و سلام: أنظروا إلى من هو أسفل منكم ولا تنظروا إلى من هو فوقكم فإنه أجدر أن لا تزدروا نعمة الله عليكم
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: Lihatlah kepada orang yang berada dibawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu (dalam urusan dunia)، yang demikian itu lebih baik, agar kamu tidak meremehkan nikmat Allah kpadamu.
4. “Memandang orang yg lebih rendah dalam perkara agama”.
Janganlah kita memandang orang yg lebih rendah dalam hal agama atau akhirat .dalam hal agama kita di anjurkan melihat orang yg lbih tinggi , karena itu dapat mendorong dan memotivasi bagi kita untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Karena Allah memerintahkan kita ber-fastabiqul khairat, berlomba-lomba dalam urusan akhirat. Wallahua’lam.