Lombok Timur – NW Online
” Bergembira Hatiku, Zikrolpun Telah Tiba.” Potongan lagu ini yang menyelimuti hati keluarga besar Ma’had Darul Quran wal Hadits NW saat Zikrol telah tiba.
Perayaan ulang tahun atau yang populer dikenal Adzdzikrol Hauliyah Mahad Darul Qur’an Wal Hadits (MDQH) al Majidiyah As-syafiiyah NW di Anjani, ke 54, berlangsung penuh dengan hidmat. Acara tersebut berlangsung di halaman Masjid Jamik Darul Qur’an Wal Hadits NW Anjani, Ahad, (23/06/2019).
Ajang Zikrol ini adalah momentum reuni dan silaturahim keluarga besar Ma’had dengan Mutakharrijin (alumni red) dari angkatan perdana hingga angkatan 53.
Dari pantaun Suara Rinjani di medan acara, puluhan ribu alumni Mahad tumpah ruah. Mereka saling bercengkrama, saling melemparkan senyum, dan tak lupa saling berpelukan karena sudah lama tidak bertemu.
Nampak juga di beberapa sudut arena, para alumni yang sudah berkeluarga ini saling bersua dan membuat lingkaran kecil, lalu bercerita tentang kehidupan di maisng-masing daerah mulai dari jumal anak, bahkan juga bergurau tentang jumlah istri sambil terlihat ketawa-tawa. Tidak kalah pentingya juga para alumni ini kembali bersua dengan para masyaikhnya yang mengajar di Ma’had dulu.
“Zikrol ini moment silaturahim nasional alumni Ma’had, dan mengenang masa dulu saat bersimpuh di hadapan masyaikh mengkaji kitab. Bercerita tentang aktivitas perjuangan masing-masing. Pokoknya seru deh,” kata Saparudin, alumni Mahad aangkatan 41/2006, dari Mujur Praya Timur Loteng.
Pada Zikrol tahun ini, dihadiri langsung lima Ulama Makkah al Mukarromah, yang dipimpin keturunan pendiri Madrasah Assaulatiyyah, yaitu Syaikh Majid Said Masud Salim Rahmatullah, Syaikh Mustofa, Syaikh Ahmad Yar, Dr. Syaikh Sayyid Muhammad Abdul Karim, bersama putranya Syaikh Saad bin Muhammad Abd Karim, Amid Mahad Tuan Guru Bajang KH Zainuddin Atsani M.Pd.I dan Masyaikh Ma’had, Ketua Umum PBNW Hj St Raihanun Zainuddin Abdul Madjid.
Pada Zikrol 54 ini Ma’had kembali mencatat sejarah, di mana thullab baru mencapai 1.630 orang untuk gelombang pertama dan sudah terdata, dan nanti pada gelombang ke 2 saat Hultah NWDI ke 84 bisa bertambah karena saat ini masih berdatangan thullab baru yang mendaftar. Ini adalah bukti dari kekeramatan pendiri Mahad, Maulanasyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid, sebagai wali kutubul Aktob atau raja para waliyullah. Maka sebagai muridnya kita berkewajiban menjaga warisan beliau ini. Demikian diungkapkan Amidul Mahad DQH NW di Anjani, Tuan Guru Bajang KH Zainuddin Atsani, dalam sambutannya.
Syaikhuna Tuan Guru Bajang, panggilan akrabnya juga mengingatkan kepada mutakharrijin (alumni) Mahad tahun ini yang berjumlah 640 orang, agar tetap menjaga nama baik almamater Mahad sebagai perguruan tinggi salafi.
“Jaga nama baik Mahad dan amalkan ilmu yang pernah kalian dapatkan dari para masyaikh mu. Jaga akhlak bergaul di tengah masyarakat. Bagi thullab baru bersihkan niatnya masuk di Mahad, karena Mahad adalah tempat mengaji bukan tempat mencari kedudukan duniawi,” imbuhnya.
Lanjutnya, hal yang paling penting, menurut guru saya, Syaikh Mustafa yang hadir juga pada hari ini, menjauhkan napas kita dari perempuan, artinya kita harus menjaga jarak. Demikian juga kita sebagai thullab Mahad harus menjaga martabat Mahad ini yang banyak melahirkan ulama dan waliyullah.
“Yang membuat orang mulia itu adalah akhlak. Maka perbaiki akhlak kita baik kepada guru, dan pemimpin. Kemuliaan orang itu bukan karena semata ilmu dan kedudukan, tapi akhlak yang mulia, karena itu ajaran yang dicontohkan Rasulullah,”imbuhnya.
Kata Rektor IAIH NW Lotim ini, ingat juga, wasiat Maulanasyaikh, yang paling mulia di hadapan beliau itu yang bermanfaat bagi NW bukan orang yang paling dekat dan pintar saja. Diri kita harus menjadi orang yang bermanfaat sesuai dengan hadist Rasulullah adalah orang yang paling baik adalah orang yang bermanfaat bagi sesama.
“Kunci menuntut ilmu itu harus ikhlas dan niatkan untuk bisa bermanfaat bagi agama Nusa dan Bangsa,” tegasnya.
Juga, lanjutnya sebagai murid maulanasyaikh tetaplah patuh pada pimpinan organisasi seperti apa yang diajarkan beliau semasa hayatnya. “Apa yang disampikan Ummuna PBNW itu harus diikuti warga Mahad dan NW demi perjuangan NW,”pungkasnya.
Pengajian Adzikrol Hauliyyah Mahad ke 54 disampikan Syaikh Majid Said Masud Salim dan Syaikh Dr. Sayyid Muhammad Abdul Karim. Inti dari pengajian kedua Ulama Mekkah ini adalah bagaimana beliau mengaku sangat bahagia dan terharu karena masih banyak tempat-tempat mengajarkan ajaran Allah seperti Pondok Pesantren NW yang didirikan Maulanasyaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid. Satu hal yang paling penting dalam kehidupan kita adalah menjaga niat, karena segala amal kita kembali kepada niat. (vin)