Amaq(panggilan untuk orang yang sudah tua) Suramin adalah seorang yang kecintaannya terhadap Bapak Maulana Syaikh TGKH. Zainuddin Abdul Madjid sangatlah tinggi, Amaq Suramin mengabdikan sisa hidupnya untuk mengiring(mengabdikan hidupnya denggan sukarela) bapak Maulana kemana pun beliau bepergian.

Amaq Suramin berasal dari embung tiang kecamatan sakra Lombok timur, ia menjual semua tanah-tanahnya di embung tiang dan membeli tanah di pancor untuk membantu perjuangan Bapak Maulana syaikh.

Pernah suatu saat Bapak Maulana Syaikh mengadakan pengajian yang bertempat di Kabupaten Lombok Utara, Bapak Maulana Syaikh Berangkat dari Gedeng Dese Pancor dengan menggunakan mobil Seperempat Abad(nama julukan mobil) dan Amaq Suranim juga ikut serta bersama rombongan pengiring-pengiring lainnya didalam mobil, mobil berangkat dengan keadaan penumpang yang pas.

Setelah acara pengajian selesai, pada saat akan berkemas pulang mobil Seperempat Abad itu sudah penuh berdesakan karna bertambah satu orang penumpang, kemudian Bapak Maulana Syaikh memutuskan untuk memanggil Amaq Suranim dan diberi uang sebagai ongkos untuk pulang dengan angkutan lain. Dan rombongan berangkat pulang duluan.

Pada zaman itu betapa sangat sulitnya  mencari angkutan umum karna masa itu kendaraan umum masih sangat jarang, Namun ajaibnya Amaq Suranim sudah lebih dulu sampa dan membukakan pintu gerbang umtuk mobil rombongan Bapak Maulana Syaikh di Gedeng Dese Pancor. Dan sahabat-sahabatnya terheran-herang sambil bertanya-tanya, kenapa anda bisa sampai lebih dulu,.? Dengan apa anda pulang,..? Namun Amak Suranim hanya mejawab pertanyaan-penyaan itu dengan senyuman yang tulus dan Ikhlas.

Inilah salahsatu buah dari pengabdian yang tulus ikhlas dan istikomah seorang Amaq Suranim kepada guru tercinta Almaghfurulah Bapak Maulana Syaikh TGKH. Zainudin Abdul Madjid. Dan pada saat Amaq Suranim wafat, Bapak Maulana syaikh ikut Melayat(memakamkan), dan belia langsung yang membacakan Talkin(bacaan doa kepada mayat dalam kubur). Dan disaat itu pula Bapak Maulana Syaikh berteriak mengucapkan “Suranim Lawan..!! Suranim Lawan..!! suranim Lawan..!!”. Ma’na dari kalimat yang Bapak Maulana Syaikh ucapkan ini ialah Almrhum amaq Suranim diperintahkan untuk melawan apa yang sedang dihadapinya di dalam kubur.

Sumber: Ngaji Ke-NW-an Majlis Dakwah HAMZANWADI II di Pajang Mataram, Rabu 16 januari 2019.