nwonline.or.id – Pengurus Majlis Dakwah Hamzanwadi II menyelenggarakan pengajian mingguan dirangkaikan dengan Haul pada Rabu (29/1) pukul 15.00 WITA di Gedeng Ummuna, Jalan Pejanggik No.58,Pajang Timur, Mataram.

Pengajian mingguan dimulai dengan pembacaan hizib Nahdlatul Wathan kemudian dilanjutkan dengan memperkenalkan tokoh yang diperingati Haulnya pada kesempatan ini diantaranya Haul Maulana Syaikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid, Ummu Nahdliyyin Hj. Rahmatullah Al-Hasan, Ummu Syarifah Halimah Jamalullail, Raden Lalu Ayub M. M. Olem, dan Drs. TGH. Lalu Gede Wirasentane.

Pada kesempatan kali ini beberapa tokoh besar Nahdlatul Wathan terlihat menghadiri acara tersebut yakni Ummuna Hj.Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid, Dr. TGH. Lalu Abdul Muhyi Abidin, MA, Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi Dahlan, MA, TGH. Zaini Abdul Hannan, Lc., M.Pd.I, TGH. Lalu Anas Hasyri, Ummi Hj. Lale Syifa’unnufus, M.Farm dan para tokoh lainnya.

Acara yang di buka oleh TGH. Zaini Abdul Hannan dengan pembacaan Fatihah dan Sholatunnahdlatain, dengan harapan semoga acara pada hari ini mendapat bagian kebarokahan dari Ayat Qur’an dan Sholawat yang di baca.

Dilanjutkan dengan pengijazahan do’a-do’a Nahdlatul Wathan yang di awali dengan pembai’atan oleh ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan Raden Tuan Guru Bajang Kiai H. M. Zainuddin Atsani, dengan perincian do’a dan jumlah penerima : Ilmu dasar penerima sebanyak 128, Tahriat Hizib Nahdlatul Wathan sebanyak 87 orang, Kaifiyat Hikmah Sholawat Nahdlatain sebanyak 61 orang, Hisnul Mani’ sebanyak 6 orang, Wirid Nur sebanyak 5 orang, Hizib Nahdlatul Wathan 1 orang atas nama Fathurrahman, Doa Al-Ikhlas sebanyak 2 orang, minyak dan do’a Nurul Hayat 40 orang.

Pengijazan doa-doa hikmah merupakan sebuah tradisi baik yang telah dulu Maulana Syaikh ajarkan dan sampai saat ini di lestarikan oleh penerus beliau dengan tujuan supaya doa-doa yang bersumber dari Maulana Syaikh dapat diwariskan hingga anak cucu keturunan pejuang Nahdlatul Wathan dan supaya doa-doa tersebut tidak hilang dengan bergantinya zaman.

Esensi haul sebagaimana yang di jelaskan oleh TGH. Iskandar salah satu ulama muda Nahdlatul Wathan dalam penjelasannya “Semata-mata untuk mengenang jasa para pejuang agama di masa dahulu, serta mengenang jasa para pejuang Nahdlatul Wathan yang telah banyak berjasa membangun kebangkitan agama dan bangsa”

Beliau juga menjelaskan tentang sejarah kerajaan Pujut,Lombok Tengah yang kini telah diakui keberadaannya oleh Negara, yang sekaligus merupakan silsilah keturunan Ummuna Hj. Siti Raihanun berasal.

Dalam sambutan sekaligus Irsyadat Wat-Taujihad Pengurus Besar Nahdlatul Wathan yang sekaligus merupakan Shohibul Majlis Dakwah Hamzanwadi II Yakni Raden Tuan Guru Bajang Kyai H.Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani menekankan akan pentingnya mengenang jasa para pahlawan khususnya Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang telah di berikan gelar pahlawan nasional oleh Negara, dengan cara yang baik, yakni menjaga Muru’ah dan Nama Baik yang telah di torehkan oleh beliau. “Kita jaga Nama baik Maulana Syaikh dengan cara yang baik, menjaga nama baik beliau dengan cara menjaga Nahdlatul Wathan yang merupakan karya beliau, menjaga Muru’ah perjuangan, dengan cara itulah kita dapat menghargai jasa kepahlawanan beliau” tegas Ketua Umum PBNW.

Beliau juga memesankan kepada seluruh War ga Nahdlatul Wathan untuk selalu bersyukur karena memiliki sosok guru seperti Bapak Maulana Syaikh. “Sudah semestinya kita bersyukur memiliki sosok guru seperti Maulana Syaikh yang memiliki jasa begitu besar, sehingga di angkat menjadi Pahlawan Nasional” lanjut beliau.

Di akhir sambutan dan Irsyadat yang beliau sampaikan, beliau juga membuka sesi tanya jawab, adapun pertanyaan pertama yang di tanyakan dari salah satu Alumni Ma’had Darul Qur’an Wal Hadist “Bolehkah kita memberikan pukulan terhadap peserta didik yang sulit untuk di berikan pengajaran adab dan akhlaq”
Di jawab oleh Raden Tuan Guru Bajang Kiai H. Muhammad Zainuddin Atsani : “kita ajari mereka pelan-pelan, melalui pendekatan, pengajaran yang lemah lembut dan penuh kebaikan, adapun masalah memukul ada batasannya tidak boleh terlalu keras, dan tentu pada bagian-bagian tertentu yakni termasuk tangan, betis dan jangan lupa semua ada batasannya”

Di akhir acara di tutup dengan pembacaan syafaah dan Do’a Pusaka dengan niat khusus pahala bacaannya di hadiahkan kepada lima tokoh yang di haulkan hari ini, yang di pimpin oleh TGH. Lalu Anas Hasyri Ash-Shaulatiy.

Pewarta : Muhammad Haris

Editor : Faruq Abdul Quddus

[contact-form][contact-field label=”Nama” type=”name” required=”true” /][contact-field label=”Surel” type=”email” required=”true” /][contact-field label=”Situs web” type=”url” /][contact-field label=”Pesan” type=”textarea” /][/contact-form]

[contact-form][contact-field label=”Nama” type=”name” required=”true” /][contact-field label=”Surel” type=”email” required=”true” /][contact-field label=”Situs web” type=”url” /][contact-field label=”Pesan” type=”textarea” /][/contact-form]