NW Online | Ilmu yang Barakah adalah Ilmu yang diperoleh dari Guru – Ahad, 16 Juni 2019 06:00.
Pada kajian sebelumnya kita telah mengkaji dua warisan dari berbagai warisan Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Al-Anfanany yaitu ILMU DASAR dan WASIAT. Pembahasan selanjutnya yakni pembahasan terakhir dari MAWARITS Maulana adalah DOA.
Doa dimaksud adalah doa allahummamastur.
اللهم استر عيب شيخي عني
و لا تذهب بركة علمه مني
[Tutuplah aib guruku dariku]
[jangan hilangkan barakah ilmunya dariku]
Inilah adalah doa bernuansa aneh. Hal itu karena tradisi tradisi mendoa dengan doa ini nyaris hanya terdengar di majlis pengajian Nahdlatul Wathan saja. Oleh karena itu majlis jatuh hati untuk mengkajinya. Dalam doa ini, beliau megajarkan etika belajar. Etika itu terkait upaya murid menjaga ilmunya.
Maulana tidak mengajarkan untuk menjadi pelajar super semata, namun yang paling penting adalah super ilmunya, agar barakah ilmunya. Ilmu yang barakah adalah ilmu yang semakin lama semakin bermanfaat, ilmu yang semakin membuat pemiliknya menjadi semakin baik, semakin shalih. Ilmu barakah bahkan bukan saja bermanfaat untuk pribadi pemiliknya namun juga untuk kebaikan umum, kebaikan ummat islam dan peradaban.
Ilmu yang barakah adalah ilmu yang diperoleh dari guru yang dipercaya kealimannya, dipercaya keshalihannya. Tentu saja guru tersebut adalah guru agama yang dipilih sebelum belajar. Nah, untuk menjaga kebersihan hati dalam belajar dan juga kebersihan ini yang diperoleh, Maulana mengajarkan srategi jitu untuk itu. Salah satunya adalah kesediaan untuk menghindari atau mengalfakan kekurangan guru.
Setelah mencermati syarat guru yang tepat dan berserah diri untuk belajar, murid harus berusaha untuk menghindari dari kemungkinan mengetahui hal-hal yang kurang patut diketahui oleh murid yang terkait dengan kepribadian guru. Prinsipnya adalah spirit Quran bahwa Allah swt menghargai orang yang tidak mengusik aib orang lain. Aib orang lain jangangan diusik. Penghargaan yang lebih tinggi diberikan kepada murid yang menghormati guruya dan menjaga diri dari mengetahui kealfaan gurunya. Jaminannya barakah ilmu.
Maulana al-Syaikh mengajarkan ilmu agama, ilmu pendidikan, ilmu sosial, ilmu kesehatan, seni dan yang terpenting sekaitan dengan tiga warisan di atas adalah ilmu hikmah. Ilmu Dasar, Wasiat dan Doa Satir adalah imu hikmah. Ilmu hikmah adalah ilmu sarat pesan, kaya persfektif (sudut pandang), dan tidak pelak multi-tafsir (beragam tafsirannya). Ilmu dasar adalah harapan baik, doa baik, sekaligus pertanyaan eksistensi (keberadaan) yang selalu baik. Ilmu dasar mengingatkan kebaikan sebagai akhir dari semua kegiatan perjuangan Nahdatul Wathan. Termasuk di dalamnya spirit Istiqbaq (berlomba_alih-alih bersaing atau bertanding) dalam kebaikan. Istibaq yang benar adalah istibaq dalam kebaikan menuju kebaikan.
Khair di Nahdatul Wathan diimpletasikan dalam:
التربية، الإجتماعية، الدعوة، الجمعية، الإقتصادية، السياسية، الرياسية
- tarbiyah, memajukan pendidikan dan pembelajaran
- ijtima’iyyah, megaktifkan kegiatan sosial
- dakwah, menggiatakan majlis taklim, multi-channel
- jam`iyyah, mendinamiskan kegiatan organisasi
- iqtishadiyyah, mendorong penguatan ekonomi
- siasiyyah, berperan dalam keputusan politik
- riyasiyyah, memimpin dengan penuh hikmah
Khairat itu jika disederhankan maka senada dengan Nahdatul Wwathan sebagai organisasi yang bergerak di bidang pendidikan ,sosial, dan dakwh islamiyah. Jika dikaitkan dengan kelahirannya, NW dapat diletakkan sebagai organisasi dan NW sebagai madrasah. NW sebgai organisasi misalnya menyangkut persoalan keanggotaan NW dan NW sebagai madrasah meyangkut abituren madarasah. Anggota NW baik yang abituren maupun bukan abituren diwasiatkan untuk memperjuangkan dan mewasiatkan kepada anak cucu agar menjadi warga NW.
Attabsyir (Lesson-Learned)
Hikmah 1. Dekat personal penting namun yang terpenting dekat-fungsional. Cintai Maulana al-Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid dengan mendukung perjuangannya bukan hanya dekat dengan keluarganya. Orang yang dekat mestinya orang yang memberi manfaat, manfaat kepada orang tua, guru, keluarga dan sesama.
Hikmah 2. Memilih guru (agama) adalah memilih sumber belajar agama untuk terhubung dengan pembawa ajaran agama yang agung yakni Rasulullah SAW. Agama seseorang ditentukan oleh guru agamanya. Etika (kode etik) pelajar adalah menghargai guru dengan dengan memohon kepada Allah swt agar aib personal guru tidak terumbar.
Wallahu a`lam.
Salam []
Sumber: Buku Pertama Trilogi Cinta Maulana “Menyusuri Keagungan Cinta Maulana” (Catatan Murid Maulana, dari Majlis Al-Aufiya’ wal-Uqala’)