MANIFESTASI KEPAHLAWANAN
Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid


Oleh : Moh. Nawawi Ishaq

(Koordinator Departemen Penelitian dan Pemberdayaan Civil Society PIMPUS HIMMAH NW)

Sebagai bentuk perwujudan menghargai perjuangan para Pahlawan Bangsa. Maka Pemerintah menetapkan setiap Tgl. 10 Nopember diperingati sebagai Hari Pahlawan. Bermula dari peristiwa 10 November 1945. Pada saat itu terjadi sebuah pertempuran antara militer Indonesia dengan tentara Inggris dan Belanda di Surabaya yang mengakibatkan banyak nya korban jiwa para pejuang bangsa

Pada priode pertama tahun 2014 setelah terpilihnya menjadi Presiden Republik Indonesia Ke-7. Maka Presiden Jokowidodo menetapkan Maulana Syaikh Tuan Guru Kyai Haji (TGKH) Zainudin Abdul Madjid sebagai Pahlawan Nasional

Gelar itu dianugerahkan dalam sebuah acara di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 09 Nopember 2017. Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid merupakan Pendiri Organisasi Islam Nahdatul Wathan di Pulau Lombok Provinsi NTB. Maulana Syaikh juga seorang pejuang kemerdekaan dan penggerak pendidikan di Provinsi NTB

Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Lahir di Pancor, 20 April 1908 dan Meninggal, 21 Oktober 1997 adalah seorang ulama kharismatik dari Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat dan merupakan Pendiri Organisasi Nahdlatul Wathan (NW), organisasi massa Islam terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Barat tersebut. Di pulau Lombok, Tuan Guru merupakan gelar bagi para pemimpin agama yang bertugas untuk membina, membimbing dan mengayomi umat Islam dalam hal-hal keagamaan dan sosial kemasyarakatan, yang di Jawa identik dengan Kyai

Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid belajar di Tanah Suci Mekkah selama 13 tahun kemudian beliau kembali ke Indonesia atas perintah dari guru yang paling beliau kagumi, yakni Syaikh Hasan Muhammad al-Masysyath, pada tahun 1934. Setiba di Pulau Lombok dari Tanah Suci Mekah ke Indonesia, mula-mula beliau mendirikan Pesantren Al – Mujahidin pada tahun 1934 M. Kemudian pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 H/22 Agustus 1937 M. beliau mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI). Madrasah ini khusus untuk mendidik kaum Pria. Kemudian pada tanggal 15 Rabiul Akhir 1362 H/21 April 1943 M. beliau juga mendirikan madrasah Nahdlatul Banat Diniah Islamiyah (NBDI) khusus untuk kaum wanita. Kedua madrasah ini merupakan madrasah pertama di Pulau Lombok yang terus berkembang dan merupakan cikal bakal dari semua madrasah yang bernaung di bawah organisasi Nahdlatul Wathan. Dan secara khusus nama madrasah tersebut berubah nama menjadi Pondok Pesantren “Darul Nahdlatain Nahdlatul Wathan”. Istilah ‘Nahdlatain’ beliau ambil dari kedua madrasah tersebut. Beliau aktif berdakwah keliling desa di Pulau Lombok sekaligus mengajar.

Pada tahun 1952, madrasah-madrasah cabang NWDI-NBDI yang didirikan oleh para alumni di berbagai daerah telah berjumlah 66 buah. Maka untuk mengkoordinir, membina dan mengembangkan madrasah-madrasah cabang tersebut beserta seluruh amal usahanya, al-Mukarram Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mendirikan organisasi Nahdlatul Wathan yang bergerak di dalam bidang Pendidikan, Sosial dan Dakwah Islamiyah pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1372 H/1 Maret 1953 M. sampai dengan tahun 1997 ini lembaga-lembaga pendidikan yang dikelola oleh Organisasi Nahdlatul Wathan telah berjumlah 747 buah dari tingkat taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi, begitu juga lembaga sosial dan dakwah islamiyah Nahdlatul Wathan berkembang dengan pesat bukan hanya di NTB melainkan juga diberbagai daerah di Indonesia seperti NTT, Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Riau, Sulawesi, Kalimantan, bahkan sampai ke mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan lain sebagainya.

Pada zaman penjajahan, al-Mukarram Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid juga menjadikan Madrasah NWDI dan NBDI sebagai pusat pergerakan kemerdekaan, tempat menggembleng patriot-patriot bangsa yang siap bertempur melawan dan mengusir penjajah. Bahkan secara khusus Al – Mukarram Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid bersama guru-guru Madrasah NWDI-NBDI membentuk suatu gerakan yang diberi nama “Gerakan Al – Mujahidin”. Gerakan Al – Mujahidin ini bergabung dengan gerakan-gerakan rakyat lainnya di Pulau Lombok untuk bersama-sama membela dan mempertahankan kemerdekaan dan keutuhan Bangsa Indonesia. Dan pada tanggal 7 Juli 1946, TGH. Muhammad Faisal Abdul Majid adik kandung Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid memimpin penyerbuan tanksi militer NICA di Selong. Namun, dalam penyerbuan ini gugurlah TGH. Muhammad Faisal Abdul Madjid bersama dua orang santri NWDI sebagai Syuhada’ sekaligus sebagai pencipta dan penghias Taman Makam Pahlawan Rinjani Selong, Lombok Timur.

Al – Mukkarram Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai ulama pemimpin umat, dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa telah mengemban berbagai jabatan dan menanamkan berbagai jasa pengabdian beliau, di antaranya :

Pada tahun 1934 mendirikan Pesantren Al – Mujahidin

Pada tahun 1937 mendirikan Madrasah NWDI

Pada tahun 1943 mendirikan Madrasah NBDI

Pada tahun 1945 pelopor kemerdekaan RI untuk daerah Lombok

Pada tahun 1946 pelopor penggempuran NICA di Selong Lombok Timur

Pada tahun 1947/1948 menjadi Amirul Haji dari Negara Indonesia Timur

Pada tahun 1948/1949 menjadi anggota Delegasi Negara Indonesia Timur ke Arab Saudi

Pada tahun 1950 Konsulat NU Sunda Kecil

Pada tahun 1952 Ketua Badan Penasehat Masyumi Daerah Lombok

Pada tahun 1953 mendirikan Organisasi Nahdlatul Wathan

Pada tahun1953 Ketua Umum PBNW Pertama

Pada tahun 1953 merestui terbentuknya partai NU dan PSII di Lombok

Pada tahun 1954 merestui terbentuknya PERTI Cabang Lombok

Pada tahun 1955 menjadi anggota Konstituante RI hasil Pemilu I (1955)

Pada tahun 1964 mendirikan Akademi Paedagogik NW

Pada tahun 1964 menjadi peserta KIAA (Konferensi Islam Asia Afrika) di Bandung

Pada Tahun 1965 mendirikan Ma’had Dar al-Qur’an wa al-Hadits al-Majidiyah Asy-Syafi’iyah Nahdlatul Wathan

Pada tahun 1972-1982 sebagai anggota MPR RI hasil pemilu II dan III

Pada tahun 1971-1982 sebagai penasihat Majlis Ulama’ Indonesia (MUI) Pusat

Pada tahun 1974 mendirikan Ma’had li al-Banat

Pada Tahun 1975 Ketua Penasihat Bidang Syara’ Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram (sampai 1997)

Pada tahun 1977 mendirikan Universitas Hamzanwadi

Pada tahun 1977 menjadi Rektor Universitas Hamzanwadi

Pada tahun 1977 mendirikan Fakultas Tarbiyah Universitas Hamzanwadi

Pada tahun 1978 mendirikan STKIP Hamzanwadi

Pada tahun 1978 mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah Hamzanwadi

Pada tahun 1982 mendirikan Yayasan Pendidikan Hamzanwadi

Pada tahun 1987 mendirikan Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Pada tahun 1987 mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Hamzanwadi

Pada tahun 1990 mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Hamzanwadi

Pada tahun 1994 mendirikan Madrasah Aliyah Keagamaan putra-putri

Pada tahun 1996 mendirikan Institut Agama Islam Hamzanwadi

Oleh karena jasa-jasa beliau itulah, maka pada tahun 1995 beliau dianugerahi Piagam Penghargaan dan medali Pejuang Pembangunan oleh pemerintah. Disamping itu, Al-Mukarram Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid selaku seorang mujahid selalu berupaya mengadakan inovasi dalam gerakan perjuangannya untuk meningkatkan kesejahteraan ummat demi kebahagian di dunia maupun di akhirat.

Di antara inovasi/rintisan-rintisan beliau adalah menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran agama Islam di NTB dengan sistem Madrasi, membuka lembaga pendidikan khusus untuk wanita, mengadakan ziarah umum Idul Fitri dan Idul Adha dengan mendatangai jamaah di samping didatangi, menyelenggarakan pengajian umum secara bebas, mengadakan gerakan doa dengan berhizib, mengadakan syafaat al-kubro, menciptakan tarekat, yakni tarekat Hizib Nahdlatul Wathan, membuka sekolah umum disamping sekolah agama (madrasah), menyusun Nazam berbahasa Arab bercampur bahasa Indonesia, dan lain-lain

Sebagai seorang Ulama’ mujahid beliau telah memberikan keteladanan yang terpuji. Seluruh sisi kehidupan beliau, beliau isi dengan perjuangan memajukan agama, nusa dan bangsa. Tegasnya, tiada hari tanpa perjuangan. Itulah yang senantiasa terlihat dan terkesan dari seluruh sisi kehidupan beliau yang patut dicontoh dan diteladani oleh seluruh pengikut dan murid beliau.

Pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani. Pahlawan nasional diberikan kepada para pejuang yang berjasa kepada Negara Republik Indonesia, berjuang dalam negara indonesia dan merebut kemerdekaan Republik Indonesia. Saat ini Indonesia tidak dalam kondisi berperang melawan penjajah. Indonesia sudah merdeka dan diproklamirkan di tanggal 17 Agustus 1945. Kalimat pertama dalam proklamasi tertulis “Kami bangsa Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaan Indonesia”. Itulah penggalan naskah proklamasi yang dibacakan oleh Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Setelah memproklamirkan kemerdekaan, maka di tetapkan pula UUD 1945 sehari sesudahnya yang lebih memperjelas bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa. Dan kalimat Atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa merupakan kalimat yang terdapat di alinea ketiga menunjukkan dan lebih meyakinkan kepada kita bahwa kemerdekaan ini pun adalah rahmat dari Allah.

Peringatan hari pahlawan harus sarat makna, bukan hanya sebagai prosesi, namun substansi setiap peringatan Hari Pahlawan harus dapat menggali dan memunculkan semangat baru dalam implementasi nilai-nilai kepahlawanan dalam kehidupan sehari-hari kita

Semangat pahlawan sejatinya tidak boleh luntur pada diri kita khususnya Kader-kader Nahdlatul Wathan sebagai generasi penerus perjuangan dan Kader-kader Bangsa Indonesia pada umumnya. Jiwa pengorbanan atau semangat kepahlawanan Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid harusnya dijadikan motivasi kita di dalam mengisi kemerdekaan lebih-lebih di era digitalisasi sekarang ini

Dalam rangkaian seluruh kegiatan peringatan Hari Pahlawan harus menjadi energi dan semangat baru untuk kita mewarisi nilai perjuangan dan patriotisme dalam membangun bangsa Indonesia

Oleh karena itu, semua kita dapat menjadi pahlawan, setiap warga negara Indonesia tanpa kecuali dapat berinisiatif mengabdikan pada hal-hal yang bermanfaat untuk kemashlahatan diri, lingkungan sekitar, bagi bangsa dan negara kita.

#Semarak Hari Pahlawan2021
#Menghargai Jasa Pahlawan Cermin Indonesia Maju dan Sejahrera