NW ONLINE – Kita sebagai bangsa Indonesia saat ini tengah diuji oleh Allah atas batuknya alias meletusnya Gunung Semeru di Pulau Jawa. Kita doakan supaya tidak terjadi korban dari bencana mencengangkan itu. Kejadian alam yang langka ini cukup menghipnotis perhatian publik, di media pun menjadi trending topic.
Disisi lain, kejadian ini pun ternyata telah di teropong puluhan tahun yang lalu oleh guru besar kita Al-Magfurulahu Maulanasyaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid Al- Anfenaani. Mana buktinya?
Coba kita perhatikan ucapan beliau yang tertulis dalam Kitab Wasiat Renungan Masa oleh Sultonul Auliya itu.
“Setelah ‘Anbar ninggalkan Semeru
Gunung berguncang di saat itu
Akhirnya keluar lahar melulu
Sehingga terganggu Cemara Sewu”
Hal tersebut mengingatkan kita pada sebuah Hadits
أتق فراسة المؤمن فإنه ينظر بنور الله. أو كما قال صلى الله عليه وسلم.
Firasat waliyullah tidak boleh kita enteng-entengkan, tidak layak kita cemooh apalagi mempermainkannya,
Karena sebagaimana hadits diatas DIA MELIHAT DENGAN CAHAYA ALLAH.
Kalau waliyullah maupun hamba-hamba Allah yang dekat dengan Allah, pasti selalu saja kita dibuat takjub dan terpukau dengan hal-hal yang tak biasa. Diluar nalar manusia biasa.
Hamba-hamba Allah yang menjadi kekasih-Nya, dianugerahi keistimewaan yang tidak diberikan kepada manusia biasa, dan kita pernah belajar di bangku madrasah, bahwa apabila ada kejadian luar biasa yang terjadi pada diri seorang waliyullah, hal demikian disebut KAROMAH.
Tentu yang paling bijak adalah mengambil pembelajaran penting dari setiap peristiwa, karena kejadian alam termasuk AYAT-AYAT KAUNIYAH ALLAH yang sarat dengan hikmah dan mauizoh. Wallohua’lam.
(Ahad, 30 Rabiul Akhir 1443 H / 5 Desember 2021) (artikel Gunung Semeru).
Sumber: Al-Ustadz Abdul Manan Marda #GunungSemeru #BeritaGunungSemeru #GunungSemeru #Hariini