NW Online dan Progresivitas

Oleh: Alwi Farhan

Tepat pada tanggal 11 Juli 2017 silam, Nahdlatul Wathan menyuguhkan satu pola kehumasan yang sepenuhnya baru dalam realita interaksional nahdliyin, khususnya pada jalur daring yang telah mendominasi model interaksi kita sejak lama. Pola baru tersebut berbentuk satu badan cyber khusus yang diberi nama ‘NW Online’.

NW Online benar-benar membawa angin segar bagi prospek tata-kelola informasi dan komunikasi kita. Ada kewibawaan baru dengan hadirnya NW Online.

Suatu perform profesionalisme dari sentuhan tangan-tangan ahli grafik, menempa fose dan kata, dibumbui warna dan makna, hingga akhirnya sampai pada gadget di genggaman kita. Tidak hanya itu, NW Online mampu menghadirkan gagasan dakwah di kalangan milenial, suatu penanaman nilai dan moralitas kesantrian Nahdlatul Wathan melalui short movie. Kontemplasi kita seakan-akan dipenuhi gelombang cinta dan getirnya perjuangan. Ada nama A’isyah yang bikin baper. Ada nama Farouq yang bikin laper.

Dari sudut pandang teori-teori sosial, eksistensi NW Online kiranya relevan dikaji dalam review organization development yang banyak mencerminkan mass communication. Prestasi NW Online dalam hal komunikasi adalah ketika mampu mengambil suatu resume ideologis lalu diabstraksi secara sederhana dan kontekstual.

Pertama, NW Online mampu menggeser kesan normativitas nilai-nilai ke-NW-an yang semula terasa kaku dan bahkan menjemukan, menjadi suatu esensi keorganisasian yang dapat diterima semua kalangan secara baik. Kedua, NW Online secara tidak langsung menjadi garda modernitas, di tengah-tengah realitas warga NW yang kadang mengekspresikan eksklusivitas. Ketiga, NW Online menjadi salah satu faktor bargaining organisasi secara internal maupun eksternal. Tentu saja bargaining dalam ruang lingkup eksistensi. Hari ini, publik menyimpulkan suatu hal berdasarkan ‘wajah maya’ yang dikemukakan. Dan wajah maya Nahdlatul Wathan begitu tampan sekarang, namanya NW Online. Khazanah-khazanah moralitas yang disuguhkan NW Online setiap hari tentu dikonsumsi dunia, dan dunia menyimpulkan kualitas NW berdasarkan khazanah yang disuguhkan tersebut.

Dari sisi progresivitas grafis dan detail-detail teknis, tentu saja kita kagum dengan perkembangan NW Online. Meski berupa grup cyber yang bekerja manual, NW Online ibaratnya sebuah information platform. Suatu platform tentunya harus tunduk kepada tradisi pembaharuan (update), karena publik tidak bisa dipaksa bertahan dalam interface yang monoton. Publik seakan-akan selalu memiliki cara untuk menarik diri dari lingkaran yang stagnan. Bukan karena publik cepat bosan terhadap suatu tampilan, tetapi karena mereka tidak ingin tersiklus pada konten yang sama setiap hari. Jika demikian, maka NW Online harus terus melakukan inovasi di berbagai lini.

Ada beberapa model yang dipakai NW Online dalam share informasi. Model-model ini sekaligus kategori informasi yang bisa dijadikan publik sebagai media belajar, berinteraksi dan motivasi perjuangan.

Pertama, Quotes. NW Online seakan-akan identik dengan model ini. Ungkapan Maulana Syaikh, Ummuna Al-Mujahidah, Syaikhuna Hamzanwadi II, Masyayikh Ma’had, para tuan guru, intelektual dan tokoh-tokoh organisasi, disuguhkan secara elegan hampir setiap hari.

Kiranya NW Online harus terus melakukan peningkatan substansi pada quotes yang disajikan. Quotes yang baik tentunya adalah ungkapan-ungkapan yang khas dan berbeda dari kalimat biasa atau pengetahuan umum, serta mengandung maksud tertentu, seperti motivasi, penanaman nilai, transfer konsepsi, ataupun bentuk respon dari suatu keadaan yang berkembang. Atau sekedar joke yang sarat makna. Karenanya, quotes tidak akan memiliki effect bila merupakan ungkapan sehari-hari yang semua orang mengetahui atau familiar terhadapnya.

Kedua, Q&A Time. Ini menjadi salah satu favorit saya. Tapi sayang, crew NW Online mungkin terlalu sibuk sehingga model ini tidak begitu dominan disuguhkan. Cuma satu kali seminggu. Setiap hari ahad. NW Online memiliki kesempatan yang besar untuk mengelaborasi terma-terma spesifik dalam banyak bidang keilmuan. Tidak hanya seputar fiqhiyahQ&A Time pun dapat menjadi tolak ukur kualitas intelektual. Karena bertanya bukan semata-mata berangkat dari ketidaktahuan, melainkan juga muara dialog konsepsi, cara manusia menegaskan diri, poros eksplorasi dan perdebatan keilmuan.

Ketiga, infografi/videografi Keilmuan. Inilah sebenarnya model paling urgen yang harus lebih sering ditampilkan. NW begitu kaya dengan ide dan konsepsi yang dicetuskan oleh kader-kader terbaiknya. Entah melalui kuliah umum dan seminar, buku dan artikel, hingga diskusi-diskusi serta obrolan lepas. NW Online kiranya harus terus berupaya mengembangkan cara agar bisa mendokumentasikan berbagai momentum ilmiah tersebut, sehingga kesimpulan-kesimpulan berharga yang tercetus dapat dinikmati khayalak Nahdlatul Wathan.

Selain tiga model utama tersebut, banyak pula bentuk-bentuk lainnya seperti informasi kegiatan, sosialisasi dan ucapan-ucapan selamat.  Saya tidak mengetahui detail program NW Online. Yang jelas, NW Online perfect dalam setiap gebrakannya, semoga terus dikembangkan dan ditingkatkan.

Akan lebih baik bila NW Online juga kembali menampilkan gebrakan awalnya : mengumpulkan mozaik-mozaik budaya keilmuan santri Nahdlatul Wathan. Mengedepankan kebudayaan santri ala NW adalah salah satu cara kita mengaktualisasi diri di tengah-tengah realita budaya pesantren dan ormas yang demikian majemuk. Namun, fokusnya tidak terhadap simbol dan rutinitas. Seperti kesengsaraan kaum pondokan, cerita lucu atau kisah cinta mereka. Tetapi bagaimana NW Online memperkenalkan cara santri NW membangun keilmuan Islam dengan budaya mereka sendiri. Misalnya, karya-karya mereka dalam ilmu arudl, corak tafsir mereka terhadap ayat-ayat perang, pandangan fiqhiyah mereka tentang realita LGBT, cara mereka kodifikasi kitab kuning, bagaimana mereka ‘mengonsumsi’ nahwu, dan ratusan bentuk lainnya yang senantiasa mengisi relung-relung kehidupan ilmiah kaum santri Nahdlatul Wathan.

Saya juga teringat dengan salah satu program TVRI, jalan-jalan religi. Beberapa pesantren NW pernah jadi objek ‘jalan-jalan’ mereka, namun tidak terkupas secara tuntas. Alangkah baiknya bila NW Online menyisihkan sekali waktu untuk menjenguk pesantren-pesantren di ‘bawah’. Setiap pesantren memiliki keunikan sendiri. Sekecil apapun pesantren itu. Akan selalu ada cerita perjuangan yang menyimpan banyak ibrah. Akan selalu ada dinamika menarik yang akan menghadirkan perenungan-perenungan. Akan selalu ada cerita suka duka dari setiap pesantren yang patut diperbincangkan dalam dialog-dialog organisasi kita. Madrasah adalah kebanggaan Maulana, abu al-madaris wa al-masajid, karena merupakan bentuk kongkrit perjuangan beliau di setiap pelosok di Lombok ini.

Akhir kata, khayalak NW akan selalu percaya kepada progresivitas NW Online, dan menanti suguhan kognisinya setiap hari sebagai bekal afeksi dalam merespon perkembangan sosial. Hadirkan NW sebagai idealitas moral, namun jangan lupa menghadirkannya sebagai ilmu. Bravo NW Online. Wallahu a’lam.