Oleh: Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi Dahlan, QH.,MA

Tradisi tahunan yang dijalani dalam ritus sosial masyarakat Indonesia yang tidak lazim,tak biasa dilakukan di belahan negara lain selain rumpun Melayu adalah MuDik atau istilah Orang Sasak menyebutnya dengan istilah: Ulek Bejango-Bejango- Ziarah Dengan Towa’- Boyak Kuburan Inak Amak Papuk Balok- Kangen Bale Langgak dan sebagainya yang semakna dengan Mudik itu.
Tradisi tahunan ini masyhur setiap tahun di saat lebaran akan tiba (biasa di lebaran Iedul Fitri) dari ujung Barat-sampai ujung Timur masyarakat Indonesia ini tak ada yang tak mengenal dengan tradisi Mudik ini.

Mudik jika ditilik dalam berbagai dimensi maka dapat dipetakan dalam Lima Dimensi Utama:

DIMENSI PERTAMA: Mudik Dimensi Literal-linguistik kebahasaan.
Mudik-Dalam KBBI menjelaskan M-Udik. Berlayar pergi ke Udik. Hulu sungai, Pedalaman. Ke-Udik tentu hulunya kehilir tentu muaranya (pribahasa).suatu maksud atau niat hendaklah harus tentu wujud nyatanya.
Hilir Mudik-kesudahan suatu perkara-(kbbi. web.ia/mudik.html)
Mudik juga bahasa Jawa Ngoko yang semakna dengan Mulih Dilik (Pulang Sebentar) (syahirul alim-www.kompasiana.com)
Mudik jika ditilik dari Makna Arabnya ada tiga redaksi yang bisa dipetakan:
مضيء: اضاء يضيء فهو مضيء….
Mudii’-Mudiun= memberi cahaya menerangi-mewadahi ada cahaya terang.
Mudi’-ada titik terang setelah merantau dan ada bekal untuk dibawa pulang.
مضيق-اضاق يضيق.. فهو مضيق.
Mudiiq: sempit-kesempitan-keterbatasan-kekurangan. Orang Mudiq tak selamanya sempurna tentu banyak kesusahan dan kekurangan yang dimilikinya.

مضيع: اضاع يضيع اضاعة فهو مضيع….
Menghilangkan-menyia-nyiakan.
Prang yang mudik orang yang sesungguhnya menghilangkan kerinduannya untuk jumpa keluarga. Menghilangkan harta bendanya untuk diberikan kepada sanak saudara. (fahrurrozidahlan.blog.sport)
اودع يودع فهو مودع… وديعة…
Mudik.. Maudi’ Muwaddi’ semakna dengan menitip titipan. Harta benda yang dicari di rantauan sesungguhnya hanya titipan yang kemudian nanti akan dibagikan kepada sanak saudara di kampung halaman.
Mudi’ perasaan rindu kangen (مودع)
اودع الله فى قلب احدكم….. (كلمة من احمد فتحا أنيق)

KEDUA:DIMENSI NORMATIF-TEOLOGIS
Mudik itu sesungguhnya sebagai penyempurna ibadah puasa, zakat fitrahnya dan tak merasa sempurna tanpa ketemu sanak saudara di kampung halaman nan jauh di sana.
Mudik nama lain dari silaturrahmi silaturrahim menyambung rahim keluarga yang sekian lama tak sua. Mudik menjadi solusi untuk terus merajut silaturrahim antarsesama keluarga handai tolan. Inilah yang dimaksudkan oleh Ayat Allah swt yang masih ada kaitannya dengan puasa.
ولتكملوا العدة ولتكبروا الله على ما هداكم
Menyempurnakan bilangan puasa dan mentakbirkan Allah atas hadiah hidayah yang Allah berikan kepada kita.
Mudik adalah sarana ibadah muamalah yang baik demi merajut ukhuwwah usratiyyah-(persaudaraan senasab) ukhuwwah Wathaniyyah (persaudaraan senasib) ukhuwwah basyariah (persaudaraan sejati diri) ukhuwwah islamiyah (persaudaraan sehati se-ideologi)

KETIGA:DIMENSI SOSIOLOGIS-ANTROPOLOGIS.
Mudik bukan soal orang kampung atau orang kota tapi mudik adalah sikap tentang cara menghargai kampung halaman, tanah kelahiran bumi pertiwi di jalan para leluhur. (syarif yunus. www.kompasiana.com). Mudik bagi masyarakat Sasak atau masyarakat Indonesia secara sosiologis dimaknai sebagai rangkaian hubungan sosial kemanusiaan yang dipisahkan oleh ruang dan waktu. Mudik menjadi perekat dan pendekat ruang dan waktu yang sekian lama berpisah karena kebutuhan dan tuntutan kehidupan.
Mudik sebagai sarana merekat kemanusiaan antarsesama keluarga dan qarib kerabat. Mudik memiliki esensi yang vital dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa sekalipun.
Mudik mengakibatkan kebijakan kebijakan sosiologis pemerintah dalam menyediakan sarana prasarana untuk menunjang keberlanjutan dan keberlangsungan agenda besar Umat muslim Indonesia-berupa MUDIK. tak sedikit anggaran negara terkuras untuk mensukseskan agenda Mudik Nasional Indonesia yang negara hadir di tengah-tengah pergumulan kehidupan sosial keummatan. Itulah mudik secara sosiologis.
Sedangkan secara antropologis, mudik dimaknai sebagai ciri khas dan penanda identitas muslim Indonesia. Sebagai Perekat Budaya Silaturrahim antarkeluarga dengan ada upaya sekuat tenaga untuk berusaha MUDIK dengan segala suka cita dan kesenangan untuk berjumpa sanak saudara di kampung halamannya.
Mudik adalah Unik untuk muslim indonesia Unik ciri khas islam yang berinteraksi dengan budaya lokal. Mudik adalah Unik sebagai perjumpaan kebangsaan dan keummatan dalam perjalanan demi perjalanan menuju kampung halaman. Perjumpaan sesama pemudik di Bus dii kapal laut,di pesawat,di rest area,di komunitas-komunitas masing-masing. Mudik adalah gambaran kebersamaan dan kemanusiaan. Inilah Bid’ah Islamiyah-inovasi keislaman yang patut diapresasi.

KEEMPAT: DIMENSI EKONOMIS-PEMBERDAYAAN

Mudik langsung maupun tak langsung memberikan dampak terhadap pengembangan ekonomi. Perputaran keuangan yang tak sedikit terjadi di kalangan masyarakat.Mudik memberikan peluang bagi siapa saja yang mengambil peluang dari agenda mudik ini. Pemerintah dapat mengambil untung dari agenda Mudik. Para pebisnis dapat mengambil untung dari pemudik. Pengusaha mengambil banyak hal dari pemudik. Penjual makanan dapat mengambil untung dari para pemudik. Dst. Mudik sesungguhnya adalah perwujudan kesejahteraan bagi para pengambil kesempatan dan peluang.

KELIMA: DIMENSI ESKATOLOGIS-SUFISTIK.

Mudik adalah rangkaian Iedul Fitri-mengejar kesuciaan kembali suci menjadi manusia suci yang diimbangi dengan kabajikan demi kebajikan.
Mudik sesungguhnya adalah kembali ke hakikat diri. Kembali mencintai kekasih idaman yang tak berujung cinta kasihnya. Kembali kepada Rabbul izzati. Allah swt.
Mudik adalah pulang dalam durasi waktu tertentu. Pulang sebentar tetapi kembali nantinya untuk memenuhi panggilan Allah swt yang sebenarnya.
Mudik kita sesungguhnya berada di Kampung Sana” di sana” nan jauh di ujung kehidupan. Kita akan mudik untuk mengejar menuju kehidupan yang hakiki di sana, mulai dari alam barzah-alam penantian-alam makhsyar-alam pengumpulan makhluk. Alam hisab-alam perhitungan-dan alam bahagia(syurga) atau alam sengsara (neraka). Mudik kita nanti ke sana yang berangkat dari kampung Sini “di sini” kampung dunia.
Mudik adalah refleksi rihlah batiniyyah hamba menuju Tuhannya.
Mudik adalah ekspresi ketawadduan hamba kepada Allah yang selalu dirindukan kehadiranNya dalam segala ruang dan waktu.
Mudik adalah perasaan kerinduan untuk bisa berjumpa dengan sang Khalik Allah Swt.
Mudik adalah perwujudan jiwa raga untuk meraih kesuciaan dalam segala dimensi.
Mudik adalah eksistensi diri untuk terus mengintrospeksi diri.
Mudik adalah media interaksi spritual sufistik yang tahu hanya denyut jantung hati pelakunya dengan sang Khaliq Allah swt.
Mudik adalah interpretasi dari wujud kelemahan manusia yang selalu membutuhkan orang lain.
Mudik adalah ungkapan انا لله و انا إليه راجعون
yang suatu saat nanti kita akan mudik kehadirat Allah swt.
Semoga Mudik kita selalu bahagia dalam segala dimensinya. Amiin ya robbal alamiin.
Edisi Inspirasi Akhir Ramadhan 28 Ramadhan 1440 H. 2 Juni 2019 M.

Moga bermanfaat.
Belajar menjadi yang terbaik.

Tabik walar, Nurgehe.

Fahrurrozi Dahlan Asnawi
Pemerhati Sosial-Keagamaan dan Budaya
Dosen FDIK UIN Mataram
Guru Besar UIN Mataram.