nwonline.or.id –  Acara Muqoddimah Hultah Akbar NWDI Ke-85 yang bertempat di Aula Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW di Anjani (09/02/20), acara yang di hadiri oleh Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid, Syaikhuna Raden Tuan Guru Bajang Kiai H. Muhammad Zaunuddin Atsani, Lc., M.Pd.I selaku ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan, di hadiri juga Sekertaris Jendral Pengurus Besar Nahdlatul Wathan Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi Dahlan, QH., M.A, hadir juga TGH. Lalu Gede Muhammad Khairul Fatihin, QH., M.M selaku ketua pengurus wilayah NW NTB, para masyaikhul Ma’had Darul Qur’an Wal Hadist NW di Anjani, dan di hadiri oleh seluruh pengurus dari tingkat Dewan Musytasyar, PBNW, Wilayah, sampai pengurus ranting Nahdlatul Wathan.

Dalam penyampaian Laporan Panitia, TGH. Ihsan Safar, QH., S.S menuturkan tentang esensi utama acara pada hari ini adalah merupakan wujud syukur kita sebagai warga Nahdlatul Wathan terhadap perjuangan NWDI dalam mencetak ummat yang beriman dan bertaqwa selama 85 tahun, sampai saat ini. “Acara ini adalah wujud syukur kita sebagai warga Nahdlatul Wathan terhadap perjuangan NWDI yang telah berusia 85 tahun, yang terus menerus membimbing ummat menjadikannya insan yang beriman dan bertaqwa” jelas beliau.

TGH. Lalu Gede Muhammad Khairul Fatihin, QH., M.M atas nama ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Wathan menyampaikan sambutannya akan peran Nadlatul Wathan Diniyah Islamiyah dalam mengikuti setiap perkembangan zaman, dari awal berdiri sampai saat ini NWDI masih tetap eksis membangun peradaban ummat yang mengikuti situasi perkembangan zaman “bahwa Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah dalam pergerakannya membangun ummat yang beriman dan bertaqwa yang seusai dengan kebutuhan dan tantangan zaman, tetap eksis dari awal berdiri sampai saat ini selalu mengikuti perkembangan zaman” jelas beliau.

Beliau juga menyampaikan bahwa Nahdlatul Wathan merupakan organisasi yang terdepan paling eksis di daerah Nusa Tenggara Barat, dalam menjalankan dan menyebarkan Ilmu-llmu agama “sampai saat ini Nahdlatul Wathan menjadi Organisasi yang paling depan dalam menyebarkan dan menjalankan ilmu-ilmu agama” tutur beliau.

TGH. Zaini Abdul Hannan, Lc.,M.Pd.I dalam penyampaian pengajian pertama, beliau menyampaikan bagaimana hendaknya seorang santri dalam menggapai kebaikan mentapkan diri bersma orang-orang sholeh, dan mengikuti jejak kebaikan-kebaikan yang telah mereka contohkan “hendaknya para santri tetap berpegang dan mencontoh pada kebaikan-kebaikan yang telah di contohkan oleh para ulama kita terdahulu, dan tetapkan diri supaya senantiasa berkumpul di majlis para Ulama” jelas beliau.

Beliau juga menyampaikan tentang ciri seorang Ulama sejati yang bisa disebut sebagai ‘Auliya Allah, yakni mereka yang tetap dalam keta’atan, dijaga (oleh Allah) dalam mengerjakan keburukan, yang jauh dari akhlaq keji, dan di hiasi dengan akhlaq terpuji.

TGH. Lalu Anas Hasyri, QH dalam mengisi pengajian kedua beliau menyampaikan sejarah pendirian Nahdlatul Wathan yang di mulai oleh Maulana Syaikh dari musholla Al-Mujahidin yang di mana Maulana Syaikh banyak sekali mendapat kecaman dari Masyarakat Pancor, bahkan sempat beliau tidak di Izinkan menjadi Imam dan khatib di masjid pancor saat itu, pernah juga beliau di tuduh membawa faham wahabi karena menawarkan konsep pendidikan dalam wadah madrasah islamiyah. “Dalam mendirikan Nahdlatul Wathan bapak Maulana Syaikh banyak melalui ujian ujian yang begitu berat, sampai akhir hayat beliau, bahkan sebagaimana yang dikatakan oleh ummu Nahdliyah Hj. Rahmatullah “mungkin hanya mati yang belum di rasakan oleh Maulana Syaikh”, yang menggambarkan bahwa seluruh kecaman, ujian besar, apapun jenisnya selain mati pernah di alami ketika mendirikan dan  menjalankan perjuangan Nahdlatul Wathan” jelas beliau.

Beliau juga memesankan kepada siapapun dari murid beliau, warga Nahdlatul Wathan yang melanjutkan perjuangan Maulana Syaikh mau tidak mau pasti akan menjumpai apa yang pernah di rasakan oleh Maulana Syaikh dahulu, “yang perlu di ingat oleh kita sebagai penerus beliau adalah bahwa setiap perjuangan tidak ada yang mudah, memerlukan semangat yang tinggi untuk terus berjalan, karena pasti kita akan menjumpai apa yang di alami Maulana Syaikh dalam setiap perjuangan yang beliau wariskan” lanjut beliau.

Di tengah acara juga berlangsung akad nikah antara H. Muhammad Shobir, M.Pd.I dan Hj. Rini Muliyati, beliau adalah tokoh Nahdlatul Wathan yang menduduki jabatan sebagai Sekertaris Jenderal Panglima Barisan Hizbullah NW pusat, dan istrinya sebagai ketua Muslimat Nahdlatul Wathan Daerah Lombok Timur.

Acara ini juga dirangkaikan dengan pelatikan tiga Pengurus Cabang Nahdlatul Wathan

1. Pengurus Cabang Nahdlatul Wathan Kecamatan sukamulia yang diketuai oleh TGH. Ihsan Safar, QH., S.S dan sekertaris Ustadz. Mulyadi, S.E.

  1. Pengurus Cabang Nahdlatul Wathan Kecamatan Selong yang diketuai oleh TGH. Marzoan Umar, QH dan sekertaris Ustadz. Abdurrahim, QH., M.Pd
  2. Pengurus Cabang Nahdlatul Wathan Kecamatan Montong Gading yang diketuai oleh TGH. Ihsan Burhanuddin, QH., S.Pd.I dan sekertaris H. Lalu Najib Kazwani, QH., M.Pd.

Sebelum dilantik seluruh oleh ketua Pengurus Daerah Nahdlatul Wathan Lombok Timur, nama pengurus cabang yang sudah tercantung dalam SK terlebih dahulu disumpah bai’at oleh Raden Tuan Guru Bajang K.H. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani, Lc., M.Pd.I selaku ketua umum Pengurus besar Nahdlatul Wathan.

Dalam Irsyadat Wa Taujihad yang sampaikan oleh Raden Tuan Guru Bajang K.H. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani, Lc., M.Pd.I beliau memesankan kepada seluruh warga Nahdlatul Wathan untuk menjaga kekompakan, jangan ada yang mau di pecah belah, apalagi jika masalah yang dihadapi adalah beda pandangan politik,  “kami menghimbau, karena tahun ini adalah tahun politik untuk para jama’ah jangan ada yang mau di pecah belah” jelas beliau.

Beliau juga menekankan bahwa Instruksi pimpinan bersifat mutlak dan satu, kami akan mengusahankan memilih pemimpin daerah yang terbaik untuk kemajuan Nahdlatul Wathan, “karena tahun ini adalah tahun politik kami tegaskan bahwa Instruksi pimpinan adalah mutlak dan satu, kami akan berusaha untuk mencari pemimpin daerah yang terbaik untuk kemajuan Nahdlatul Wathan” tegas beliau.

Acara Muqadimmah Hultah NWDI ke-85 di tutup dengan pembacaan Syafa’ah dan Do’a Pusaka yang dipimpin oleh TGH. Nasir Abdul Mannan, Ash-Shaulatiy.

Pewarta: Haris

Editor: Hannan