NW Online | Rabu, 01 Mei 2019 00:10

Pak Doktor Fahrurrozi atau Tuan Guru Fahrurrozi, begitu kami (santri NW) biasa memanggilnya. Beliau adalah salah satu tokoh organisasi NW yang masyhur bukan saja karena kualitas keilmuan beliau yang hebat, tetapi beliau juga adalah sosok yang punya loyalitas yang tinggi terhadap setiap kebijakan organisasi. Sejak dulu, kami mengenal beliau sebagai akademisi yang ditugaskan Negara di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, sekaligus sebagai Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Wathan (PWNW) NTB.

Dalam banyak kesempatan, beliau sering kami undang untuk mengisi acara-acara yang kami selenggarakan, seperti seminar, bedah buku, diskusi, nobar dan lainnya. Salah satu pelajaran penting yang selalu beliau sampaikan kepada kami adalah: kunci kesuksesan seseorang itu ada pada semangat yang tinggi. “Kesuksesan itu bukan hanya milik orang-orang yang kaya, bukan hanya milik orang-orang yang berada. Tetapi, kesuksesan itu adalah milik orang-orang yang punya semangat yang tinggi.” Demikian ucap beliau dalam sebuah seminar yang diselenggarakan oleh BEM Fakultas Dakwah tahun 2013 yang silam.

Kini, Pak Doktor Fahrurrozi atau Tuan Guru Fahrurrozi, baru saja mendapatkan nikmat akademik yang sangat tinggi dengan ditetapkannya belau sebagai seorang Guru Besar (Profesor) dalam bidang Ilmu Dakwah dan Komunikasi. Kini, kami tidak lagi akan memanggil beliau Doktor, tetapi Pak Profesor ditambah dengan Tuan Guru: Pak Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi Dahlan, QH.,S.S.,M.A.

Tentang Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi Dahlan, QH.,S.S.,M.A, satu lagi pelajaran berharga yang perlu kami selalu ingat dari beliau, yaitu: walaupun saat ini kami hanyalah santri kurus dengan penampilan seadanya, tetapi tidak menutup kemungkinan, di belakang hari nanti, kami juga bisa menjadi seorang Profesor seperti beliau. Profesor yang Al-Aufiya’ Wa Al-Uqola’ yang selalu sedia dan setia mengawal dan membela kebijakan organisasi.

Selamat dan sukses kami sampaikan untuk yang terhormat  Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi Dahlan, QH.,S.S.,M.A. Semoga plungguh tetap sehat wal ‘afiyat dan tetap yakin, ikhlas, dan istiqomah di Jalan Nahdlatul Wathan, sampai kelak ketika ajal datang menjemput. Amin Allahumma Amin… (Ayah Maulida)