Mataram, NW Online
Ribuan warga Nahdlatul Wathan (Nahdliyin) dan para santri NW menghadiri acara Pengajian Akbar Majlis Dakwah Hamzanwadi II di Kediaman Pengurus Besar Nahdlatul Wathan, Pajang Mataram, pada Rabu (27/3/2019). Pengajian Akbar yang bertema ‘Menyatu dalam Nahdlati, Bersatu Membangun Negeri’ ini bertujuan untuk memperkuat kembali ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah serta memperkuat kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ketua panitia TGH. Kasyful Anwar kepada NW Online (25/3) mengungkapkan “Melalui Pengajian Akbar ini kita memupuk kembali semangat kecintaan kita terhadap Negara Kesatuan Indonesia (NKRI), karena pendiri NW sangat mencintai Negeri ini sebagaimana tertuang dalam wasiat beliau dan dalam lagu-lagu karangan beliau,” ungkapnya
Pengajian Akbar ini dihadiri oleh Ketua Umum PBNW Ummuna Al-Mujahidah Hj. Siti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid bersama dengan Sekjen PBNW, para Masyaikh Ma’had DQH NW Anjani, para Alumni Madrasah Ash-Shaulatiyah, seluruh badan otonom Nahdlatul Wathan, serta masyarakat secara umum.
Sohibul Majlis Dakwah Hamzanwadi II Raden Tuan Guru Bajang K.H. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani memberikan irsyadat wattaujihad dihadapan ribuan santri dan jamaah NW, beliau mengungkapkan bahwa Nahdlatul Wathan dalam kulturnya (tradisi) selalu mengedepankan sikap Sami’na wa Wa Ato’na (Kami Mendengar Kami Taati) dan tentunya setia kepada pemimpin NW, karena itu ajaran Guru Besar Nahdlatul Wathan, Almagfurlah Maulanasyaikh TGKH M Zainuddin Abdul Madjid selama hayat beliau.
“Sami’na Waato’na adalah ajaran dari Al-quran, dan itu diadopsi oleh Maulanasyaikh kepada warga NW. Jadi, ini tradisi kami di NW dalam berorganisasi, bahkan kata Sami’na wa Atokna itu jadi yel-yel pengajian NW selain Pokoknya NW Iman dan Taqwa,” ungkapnya dalam tausiyahnya
Soal menghadapi Pilpres 17 April mendatang, PBNW sudah menggariskan untuk mendukung Jokowi-Ma’ruf, karena selama ini Jokowi dalam memimpin Negara cukup berhasil dan sangat mengapresiasi perjuangan ulama dan santri dalam ikut merebut kemerdekaan RI, termasuk menganugrahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Pendiri NW oleh Presiden Jokowi pada 2017 lalu.
“Santri NW harus tahu bagaimana cara bersyukur kepada Negara. Maka dari itu kita tidak kufur terhadap nikmat yang diberikan,” ujarnya dalam tausiyahnya.
Beliau menyampaikan hal tersebut untuk menyikapi kondisi saat ini jelang Pemilihan Presiden RI pada 17 April 2019 mendatang dimana banyak orang yang tidak memahami bagaimana peran Presiden Jokowi dalam membangun NTB saat ini.
Maka dari itu, lanjutnya, organisasi yang dipimpin Ummuna Hj St Raihanun, tidak pernah mengubah haluan dukungan untuk keberlangsungan pembangunan secara umum dan khususnya di NTB yang cukup pesat di era Jokowi ini.
“Kita tidak pernah mengubah haluan untuk mendukung Bapak Presiden Joko Widodo sejak 2014 hingga sekarang. Kalaupun ada orang sekarang tiba-tiba ikut mendukung Jokowi mungkin ada targetnya,” pungkas TGB dalam tausiyahnya. (han)