1 MUHARRAM 1443 H.
REFLEKSI EMPAT MOMENTUM PERADABAN KEMANUSIAAN DALAM PERISTIWA HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW.
OLEH:
PROF.DR. H. FAHRURROZI DAHLAN. QH. MA
(GURU BESAR FDIK UIN MATARAM-SEKJEND PB NW)

Alhamdulillah wa Syukru lillah, tak terasa hari ini sudah kita lewati pase kehidupan setahun demi setahun, sehingga sampailah kita di tahun baru 1 Muharram 1443 H ini dengan penuh semangat dan penuh optimisme yang tinggi dan kuat di mana sudah dua tahun berturut-turut kita menyambut tahun baru Hijriyah ini dalam suasa pandemi covid-19.
Suasana Pandemi ini sesungguhnya memberikan kita Spirit untuk terus menerus belajar Mengarifi Kehidupan kemanusiaan. Mengarifi keberlangsungan peradaban kemanusiaan yang kian hari kian tergerus zaman.
Sebagai insan beriman, tentu terus menerus melakukan instrospeksi diri kearah perubahan yang fundamental dan universal. Merubah perilaku hidup, dari konsumtif menjadi produktif. Prilaku hidup individualistik menuju kehidupan sosialistik humanistik. Merubah pola fikir Rigid kaku menuju pola fikir terbuka.

Maka dari itu, momentum tahun baru 1 Muharram 1443 Hijriyah ini merupakan momentum strategis untuk menapaki kehidupan keagamaan, kebangsaan dan keummatan menuju yang terbaik.
Patut menjadi perhatian kita semua, bahwa pergantian tahun baru Hijriyah memang harus terus digelorakan karena tahun baru Hijriyah ini adalah bagian dari Peradaban (Civilization) manusia. Kita bisa bayangkan, jika tidak ada peradaban hijrah ini di kalangan masyarakat Islam, maka tak akan lahir peradaban-peradaban keilmuan dan peradaban sosial seperti yang dirasakan saat ini.
Ini artinya bahwa Satu Muharram adalah tonggak sejarah peradaban Islam yang paling esensial dan fundamental dalam mengenang seluruh dimensi perjuangan dan pergerakan keimanan, ketaqwaan dan keihsanan yang dilakoni oleh sang Hamba termulia terhormat, Nabi agung Nabi Muhammad Saw.

Berangkat dari itu, minimal kita dapat memetik empat butiran butiran mutiara hikmah peradaban kemanusiaan dalam peristiwa hijrah Nabi Muhammad Saw sebagai berikut:

PERTAMA: Hijrah: Momentum perpindahan jiwa raga menuju kesatuan visi misi kebersamaan atas nama agama dan kemanusiaan.
Dalam banyak hadis disebutkan tentang urgensi dan esensi hijrah,
Salah satunya hadis riwayat Imam Bukhari Muslim, yang menerangkan,
فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله فهجرته إلى الله ورسوله فمن كانت هجرته لدنيا أو امرأة ينكحها فهجرته على ما نواه عنه (أو كما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم)
Momentum hijrah adalah momentum motivasi keluar dari Kungkungan intimidasi menuju tuntutan harmoni.
Momentum hijrah adalah momentum motivasi nawaitu untuk keluar dari kegersangan spritual menuju penyatuan visi misi keagamaan yang tangguh.
Momentum Hijriyah sebagai wadah pemersatu tujuan menuju kesuksesan dan keberhasilan dunawi dan ukhrawi yang berangkat dari satu nawaitu yaitu semata mata karena Allah SWT dan demi perjuangan Rasulullah Saw.

KEDUA:
Hijrah: Momentum perubahan paradigma pikir primordial-Komunal menuju Paradigma Pikir Universial.
Nabi Muhammad Saw memberikan pembelajaran yang konstruktif kepada seluruh ummat nya dalam menghadapi tantangan kehidupan. Bimbingan Nabi Muhammad Saw kepada ummat Islam ini memberi spirit kejuangan dan spirit Perjuangan yang sistematis dan praksis. Di mana pola gerakan Hijriyah nabi Muhammad ini memberi pelajaran dalam merubah pola pikir primordial, kesukuan, pemikiran Fanatisme golongan, pemikiran kepentingan personal menuju pemikiran menggelobal dan universal guna terciptanya peradaban keinsanan yang luhur dan berkeadaban. Inilah substansi Hijrah nabi Muhammad Saw bagi kemanusiaan.
Nabi Muhammad mencoba mendobrak pergerakan fikiran kemanusiaan yang jumud, kaku dan tekstual menuju pemikiran yang kontekstual dan global. Terbukti dengan lahirnya manusia manusia beradab dan beretika sosial yang konstruktif dan profesional, sebagaimana sejarah Islam bertutur tentang itu.

KETIGA: Hijrah: Momentum perpindahan mental konvensional, rigid, kaku, lemah, menuju perpindahan mental spiritual, sosial, intelektual dan emosional yang paripurna.

Injeksi Nabi Muhammad kepada para sahabat untuk berjuang membela agama dan bangsa terlihat dengan semangat patriotisme sahabat Nabi Muhammad dalam menjalankan perkhidmatan keummatan di segala dimensinya. Coba lihat para sahabat bergencar dan bersemangat dalam meningkatkan tarap hidup yang bahagia material dan spiritual.
Peradaban kemanusiaan yang lahir dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad Saw ini adalah terjadinya pola fikir sahabat yang bermental lemah menjadi bermental baja, bermental komunal menuju mental global yang tercipta dari hasil Perjuangan hijrah kenabiaan ini.

KEEMPAT:
Hijrah: Perpindahan raqawi menuju Totalitas Kebaikan tanpa sekat dan batas.

Momentum hijrah nabi Muhammad Saw sebagai perpindahan fisik raqawi yang hari ini terbukti di era globalisasi ini. Kebaikan yang universal harus terwujud dalam segala dimensi kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara.
Kebaikan yang terbaik adalah kebaikan universal yang dihadirkan oleh nabi Muhammad Saw ke alam semesta ini, yaitu kebaikan rahmatan Lil alamiin. Rahmat universalitas seluruh alam yang tertera dalam sikap dan watak profetik nabi Muhammad Saw, Siddiq (Kejujuran) kejujuran universal dalam ranah kebenaran yang tak memandang bulu, suku ras, agama.
Amanah (Akuntabilitas-Responsibilitas) menjadi kata kunci sebuah kepemimpinan dan keberhasilan dalam segala lini.
Ajaran profetik kenabian ini sangat esensial dan fundamental demi terciptanya keselarasan kehidupan manusia. Itulah hakikat dari Hijrah ini.

Tabligh (Informasi dan komunikasi) universal. Komunikasi global sebagai pembawa misi kebersamaan dan kekeluargaan global dalam bingkai kemanusiaan yang adil dan beradab. Fathonah (Kecerdasan) yang meliputi empat dimensi kecerdasan, kecerdasan Spiritual (SQ), Kecerdasan Sosial (SQ), Kecerdasan Intelektual (IQ) dan kecerdasan Emosional (EQ) yang terpatri dalam semangat ketaatan dan kebaktian kepada Allah SWT dan rasul-nya juga kepada pemimpinnya.

Upaya memahami momentum hijrah nabi Muhammad Saw, difahami beragam oleh seluruh masyarakat khususnya masyarakat Indonesia dengan menyambutnya dengan riang gembira dan penuh doa restu.
Berdoa dengan doa-doa warid dari nabi Muhammad Saw dan doa-doa khusus pisah sambut akhir tahun dan awal tahun di setiap tempat, baik di rumah, masjid , mushalla dan lain-lainnya, juga dibaca secara pribadi, maupun berjamaah. Dan disinilah letak peradaban kemanusiaan yang terjadi di setiap negeri.

Demikian ulasan singkat tentang substansi dan relevansi Satu Muharram 1443 H yang diperingati setiap tahunnya oleh elemen anak bangsa dan ummat beragama.
Selamat Tahun Baru I Muharram 1443 H.
Sehat Jasmani, rohani, sehat mental spiritual untuk kita semua.

Jempong, 30 Zulhijjah 1442 H/ 9 Agustus 2021 M.

Hormat Saya,.
Fahrurrozi Dahlan.
GURU BESAR FDIK UIN MATARAM-SEKJEND PB NW