NILAI-NILAI KEISLAMAN, KEBANGSAAN DAN KEUMMATAN DALAM SYAIR, NASYID, MARS DAN LAGU-LAGU KARYA MAULANASSYAIKH TGKH. MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MADJID AL-ANFANANY
Oleh: Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi Dahlan. QH., MA
(Alumni MDQH Ke-33, Sekjend PB NW)
BAGIAN KETIGA ( Ta’sis Nahdlataian):
تأسيس النهضتين
انت يا فنجور بلادى _انت عنوان الكمالي
كل من يأتيك يوما _ زائرا يلقى النوالى
يا بنى وطنى جدوا _ واسهروا طول الليالى
وطنى روحى فداء _ لك من كل الضلال
أيها الاسلام شكرا _ انكم اهل المعالى
جردوا العز لادرا _ ك الكمال والأمال
هذه مدرسة العز – ز وعنوان الكمال
كل من لبى منادي _ ها فلا يخشى الوبالى
PENDIRIAN NWDI DAN NBDI
(Dapat Dinyanyikan seperti lagu aslinya (terjemah majlis Alaufiya wal Uqola)
Wahai Pancor, Kau Negeriku
Engkau lambang jaya selalu
Setiap yang datang padamu
Ziarah raih berkahmu
Anak negeri bersungguhlah
Spanjang malam berjagalah
Negeriku, Ruhku Tebusan
Dari setiap kesesatan
Ummat Islam, Mari bersyukur
Engkau pemilik kemuliaan
Hadapilah kesulitan
Tuk Sempurna dan harapan
Inilah Madrasah yang jaya
Perlambang titah sempurna
Setiap yang dengar seruannya
Tenang tak takut celaka.
A. Historisitas Nasyid Ta’sis Nahdhatain :
Syahdan,Dipenghujung Tahun 1996 Saya al-Faqier beserta teman-teman seangkatan berlima datang ziarah dan mewawancarai salah seorang saksi sejarah yang menemani Maulanassyaikh TGKH. muhammad Zainuddin Abdul Madjid naik Cidomo (Dokar) dari Pancor menuju Labuhan Haji untuk menunaikan ibadah shalat jumat Sosok itu dikenal ahli Syair dan Ahli Dakwah Sosok itu dikenal dengan sebutan Khas Maulanassyaikh dengan Lalu Aris. Yang nama tenar beliau adalah TGH. LALU ABDUL WARIS IWAN DARMAJI KOPANG LOMBOK TENGAH.
Saya bersama teman teman mencoba menggali sejarah tentang lagu Antiya Pancor ini. Beliau bertutur :
Lagu ini adalah lagu pelepas kerinduan Maulanassyaikh sekaligus lagu kesedihan yang diekspresikan dengan menyebut Duhai Engkau Pancor yang cantik karena Khitobnya Anti. Pancor tempat lahirku (Masqathurro’si) Daku besar dan berkembang di dataran mu duhai Pancor. Tega Engkau tak menerima kehadiranku duhai Penghuni Pancor. Gara-gara Maulanassyaikh memilih mendirikan Madrasah engkau wahai Pancor mengusirku dan tak rela engkau menjadikanku Imam dan Khatib di Masjid Pancorku.
Tuan Guru Lalu Aris, menceritakan bagaimana suka duka mengiring (mengikuti) Maulanassyaikh dalam setiap hari Jumat menuju Labuhan Haji yang kurang lebih 5 KM dari Pancor Bermi tempat Madrasah NWDI didirikan.
Lagu ini sesungguhnya lagu sejarah perjuangan Maulanassyaikh yang beliau susun tahun-tahun NWDI didirikan kitaran tahun 1937 M dimana fakta sejarahnya lahir lagu ini adalah saat pemuka Pancor Memberhentikan Maulanassyaikh menjadi Imam dan Khatib karena memilih mendirikan NWDI.
B. Makna Filosfis dari Nama Syair ini:
Dalam penelusuran penulis, didapatkan ada dua dokumen penting tentang Nama Syair ini.
Pertama: انت يا فنجور
Nama/judul lagu ini menunjukkan tentang Pancor sebagai tempat kelahiran Maulanassyaikh dan tempat didirikannya Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyyah.
Pancor dipanggil oleh Maulanassyaikh dengan panggilan kesayangan Antiya Pancor Bilaady. Duhai Pancor Negeriku. Panggilan Kesedihan sekaligus keperihatinan atas ketidaksetujuan mereka terhadap Madrasah NWDI. bahkan mereka rela menarik anak-anaknya untuk didik di Madrasah NWDI tersebut karena mereka mengklaim Maulanassyaikh membawa ajaran Baru ajaran Wahabi yang mereka belum mengerti siapa Maulanassyaikh sesungguhnya. Terlihat sampai saat ini siapa yang dulu menyambut dan mendukung Maulanassyaikh saat mendirikan madrasah NWDI keturunannya sampai sekarang tulus ikhlas memperjuangkan NW. Sebaliknya Orang tua mereka yang dulu menentang Maulanassyaikh terlihat anak-anak keturunannya tak responsip bahkan menghalangi perjuangan NW.
Antiya Pancor sebagai judul lagu ini memberikan gambaran utuh akan dukungan dan tempat perjuangan yang tak luput dari berbagai rintangan dan cobaan.
Kedua: تأسيس النهضتين
Dalam naskah lain ditemukan judul lagu ini adalah ta’sisunnahdhatain.
Maknanya adalah lagu ini merupakan refleksi proses pendirian NWDI dan NBDI yang bukan saja penolakan datang dari Kaum Penjajah Belanda dan Jepang namun juga datang dari Pribumi sendiri yaitu penduduk Pancor yang mereka menyebut Maulanassyaikh sebagai ulama wahabi yang membawa faham baru di Lombok ini.
Lagu dengan judul ini memberikan informasi kepada kita bagaimana beratnya perjuangan Maulanassyaikh dalam rangka memberikan keyakinan dan pemahaman kepada masyarakat agar visi misi Madrasah NWDI dan NBDI dapat diterima oleh masyarakat Pancor kala itu. Inilah “maksud” dari judul lagu ini yang patut menjadi perenungan kita semua.
C. Nilai Kebangsaan dari syair ini:
Penegasan Kebangsaan yang lahir dari lisan sang Sastrawan Ulama Maulasyyaikh dengan menyebut dua istilah kebangsaan.
Pertama: بلادي
Bilaady maknanya Negeriku.
Nama Pancor itu sebuah kampung di Kelurahan Pancor Kecamatan Selong Lombok Timur. Penyebutan Pancor sebagai Bilady sesunggunya menggambarkan kebangsaan yang me-Nusantara sebab kata Bilady memiliki makna yang luas dan menyeluruh. Seolah-olah Maulanassyaikh mengatakan Pancor Min Biladi Indonesia min Biladi Nusantara karena lagu ini lahir sebelum Indonesia Merdeka.
Sekiranya sebutan khusus untuk Pancor bisa saja Maulanassyaikh menyebutnya Pancor Qoryaty, Pancor Kuuhyi, (Dese-Dasan Pancor) tapi Maulanassyaikh menyebut min zikril juz’i wa iraadatil Kulli (من ذكر الجزء وارادة الكل) disebut Pancor Maksudnya Negeri Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kedua: Wathoni (وطني)
Tanah Airku. Menggambarkan kecintaan kepada tanah air bangsa. Bahkan Maulanassyaikh menyebutnya dengan sebutan Ruhku Jiwa Ragaku Menjadi Tebusannya dari segala kesesatan dan keterbelakangan.
Ini maknanya bahwa semangat cinta tanah air menjadi satu tarikan nafas kebangsaan dan keislaman bagi diri Maulanassyaikh yang patut kita para generasi muda harapan bangsa untuk melanjutkannya dan menggelorakannya.
D. Nilai Keislaman dari Syair ini:
Ungkapan Maulanassyaikh :
ايها الاسلام شكرا * انكم اهل المعالى
جردوا العز لادرا * ك الكمال والأمال
Duhai Islam bersyukurlah.
Disebut Islam maksudnya adalah Muslim.
من ذكر الحال وارادة المحل
Disebut hal keislaman namun yang dimaksudkan adalah pemeluknya.
Ini dibuktikan dengan lafazh qarinah.. Innakum ahlul maaly.. Kamu semua adalah orang yang memiliki kesempurnaan.
Fiil Amar Jarridu… Membuktikan makna islam itu adalah muslim.
Dalam bait ini ada dua cara membacanya yang langsung dijelaskan oleh Maulanassyaikh.
Annakum bi fathi Anna: Karena jatuh jadi baris atas setelah Syukron Anna… Ai nasykuru syukron Annakum. اي اشكروا شكرا أنكم
Sedangkan jika dibaca Innakum bi kasri inna.. Karena jatuh setelah Ayyuha maka dibaca baris bawah inna nya. إنكم
Makna syair ini menggambarkan tentang wajib bersyukur atas segala perjuangan keagamaan, perjuangan kebangsaan, dan perjuangan keummatan. Sungguh indah makna balaghahnya syair ini.
E. Nilai Keummatan dan Perjuangan dari Syair ini:
Nilai keummatan dan perjuangan adalah pada bait terakhir :
هذه مدرسة العز وعنوان الكمال
كل من لبى منادى ها فلا يخشى الوبالى
Penyebutan akan eksistensi Madrasah NWDI sebagai lambang keagungan dan kesempurnaan
Madrasah NWDI NBDI menjadi embrional perjuangan ke-NW-an yang mengilhami lahirnya peradaban-peradaban kepesantrenan dan peradaban kebangsaan.
Maka pantaslah Maulanassyaikh mengatakan siapa saja yang memenuhi panggilan kemuliaan dan keagungan dari Madrasah NWDI maka pastilah mereka berjaya dan sukses selamanya.
Epilog:
NW: Identik dengan Bilady
NW: Identik dengan Wathony
NW: Identik dengan Pengayoman Ya Bany
NW: Identik dengan Madrasah
NW: Identik dengan Keagungan perjuangan
NW: Identik dengan Kebesaran jiwa untuk berjuang dalam suka dan duka.
NW: Identik sebagai lokomotif pengembangan Dwi Tunggal Pantang Tanggal yang merupakan istilah khass untuk menyebut dua induk madrasah -NWDI-NBDI.