NILAI-NILAI KEISLAMAN, KEBANGSAAN DAN KEUMMATAN DALAM SYAIR, NASYID, MARS DAN LAGU-LAGU KARYA MAULANASSYAIKH TGKH. MUHAMMAD  ZAINUDDIN ABDUL MADJID AL-ANFANANY AL-MASYHUR

Oleh:  Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi Dahlan. QH., MA
(Guru Besar UIN Mataram | Alumni MDQH Ke-33  | Sekjend PB NW)

Bagian kesembilan belas: القسم التاسع عشر

يا ايها الآبآء
يا ايها الآبآء إنا نسأل الكمال
إنا نريد العيش فى حلل من الجلال
فرقابنا فى الدروس والعمل
كى ننال بالعلم والتهذيب غدا أوجل
نخلص الجنس من عصر الجهل وعصر الضلال
بحماية رب العالمين
أسست نهضة الوطن بين ايد جنسنا
التى غرتنا بالعلوم والتهذيب والأدب
فاحمدوا الله الشاكرين

Terjemah:
WAHAI PARA PEMIMPIN
**************************
Wahai Para pemimpin kita berharap kesempurnaan
Kita berharap hidup dalam kemuliaan
Kita senantiasa rajin mengkaji dan praktek-amalan

Agar dengan Ilmu dan kemuliaan
Kita meraih masa depan kejayaan
Menjaga diri di zaman kebodohan dan kesesatan
Dengan Bantuan Pemeliharaan Rabb Kehidupan
Nahdlatul Wathan dibangun dalam kebersamaan
Yang menuntun kita dengan ilmu, ketulusan dan kesantunan
Maka Pujilah Allah wahai ahli Syukuran.

(Terjemahan ini bisa dilagukan seperti lagu teks aslinya-terjemahan majlis Al-aufiya wal Uqola’)

Prolog
Al-Aba’: dimaknai dalam dua dimensi: dimensi geneologis dan dimensi sosiologis.
Dimensi geneaologis bermakna Bapak yang memiliki fungsi penyangga keluarga. Sedangkan makna sosiologisnya bermakna kepemimpinan dalam ranah yang sangat luas.
Maulanassyaikh menggunakan terminologi Al-Aba’ bukan berarti al-Ummahat tidak punya potensi menjadi pemimpin namun dikandung maksud min zikril a-baa’ wal ummahaat iadhon.
من ذكر الآباء والامهات ايضا
Disebut Bapak Ibu juga termasuk. Banyak dijumpai dalam teks-teks Al-Quran maupun hadis tentang penyebutan satu mengandung makna dengan yang lainnya.

A. Historisitas Syair Ayyuhal Aba’
Syair ini sesungguhnya kurang populer di kalangan santri nahdhiyyin santriwati nahdhiyyat karena memang jarang didendangkan di hadapan mereka. Meskipun demikian syair ini menjadi karya ilmiah Maulanassyaikh yang secara cermat menata tata bait demi bait syair yang sarat makna filosofis sekaligus sosiologis. Lagu ini diperkirakan ditulis oleh Maulanassyaikh pada kitaran tahun 1960-an era sedang-sedang produktifnya Maulanassyaikh menulis dan mengarang kitab berikut syair-syair perjuangan dan syair sufistik.
Termasuk syair ini mengandung makna yang sangat filosofis dan edukatif dalam upaya menanamkan nilai nilai perjuangan keummatan yang sedang gencar-gencarnya saat itu.
Syair ini menggambarkan gubahan hati Maulanassyaikh akan pentingnya kepemimpinan atau Leadership baik di organisasi NW maupun di pemerintahan.

B. Nilai Keislaman dalam syair ayyuhal aba’
Ada empat nilai keislaman yang bisa dipetik dari lagu ini:
Pertama: الكمال
Kesempurnaan sesorang terletak pada akhlak moralitasnya bukan pada aspek kekayaan atau jabatan yang diamiliki.

Kedua: العيش
Kehidupan yang baik adalah kehidupan yang dilandasi dengan kebaikan lahir bathin dalam segala dimensi.

Ketiga:الدروس
Pembelajaran yang hakiki adalah pembelajaran yang merubah karakter buruk menuju karakter yang baik melalui jalur pendidikan integratif dan holistik.

Keempat: العمل
Kesempurnaan amal adalah keikhlasan dalam segala tindakan dan perbuatan.

Kelima: العلم
Ilmu pengetahuan menjadi prasyarat meraih kesempurnaan yang optimal. Ilmu pengetahuan menjadi syarat mutlak menjadi pembimbing dan peminpin keummatan dan kebangsaan.
Keenam: التهذيب
Sikap kehormatan hidup yang dilandasi dengan kesempurnaan hati dan pikiran dalam menata kehidupan yang bijak dan harmonis.

Ketujuh: الأدب
Etika dan sopan santun menjadi pemanis semua tindak tanduk perbuatan kemanusiaan. Adab menjadi penghias jasmani dan rohani kemanusiaan yang adil dan beradab.

C. Nilai Kebangsaan dalam syair ayyuhal aba

Nilai kebangsaan yang termaktub dalam syair ini adalah sebagai berikut:
Pertama: الآباء
Al-aba’ di sini bermakna pemimpin yang mengayomi bawahannya. Laksana Bapak yang mengayomi keluarga kecilnya. Pemimpin yang baik dan revolusioner harus memiliki tujuh sifat yang disebutkan oleh Maulanassyaikh dalam syair ini yaitu penguasaan ilmu, amal, bakat, minat, kompetensi dan dedikasi serta loyalitas.
Kedua: الجنس
Aljinsu bisa bermakna kebangsaan-Jenis atau bisa bermakna identitas. Makna aljinsi dalam syair ini lebih condong ke makna identitas keagamaan maupun identitas keislaman dan kebangsaan.
Ketiga: العصر الجهل
Era Kebodohab adalah era keterbelakangan dari segala aspek. Kebodohan menjadi pangkal keterbelakangan dan kemunduran bangsa. Maka dari situlah Maulanassyaikh menyebutnya denga ashr aljahal-era kebodohan.

Keempat: العصر الضلال
Era kesesatan adalah masa yang menyebabkan seseorang tak akan pernah bisa sampai ketujuan hidup tujuan cita cita karena ketersesatan jalan yang ditempuhnya.

D. Nilai keummatan dalam Ayyuhal Aba’

Dalam syair ini dapat ditarik benang merah terkait makna Keummatan dalam empat aspek kehidupan kemanusiaan:
Pertama: المراقبة
Muroqobah semakna dengan pengawasan suvervisi pengayoman dan perlindungan. Pemimpin Keummatan harus memiliki jiwa pengayoman dan pengawasan yang kuat dan tangguh. Muroqobah adalah identitas kepemimpinan seseorang.

Kedua: الحماية
Pemeliharan dan perlindungan menjadi syarat utama yang harus dipenuhi oleh para pemimpin ummat. Alhimayah bisa bermakna sangat luas secara konsepsi dan fungsi.

Ketiga: التأسيس
Elemen penting dalam menjalankan tugas pengabdian dan kepemimpinan adalah membuat trobosan – trobosan baru atau inovasi inovasi baru seperti Maulanassyaikh membentuk dan mendirikan organisasi masyarakat yang dikenal dengan NW. Pemimpin harus kreatif dan inovatif

Keempat: التحميد
Usaha yang dihasilkan dan dicapai harus terus disyukurkan dan diwujudkan dalam bukti nyata dengan mengadakan tasyakkuran atas tercapai nya semua kesempurnaan itu. Bersyukur adalah kunci segalanya.

Epilog:
NW: mengajarkan Anda akan arti pentingnya kepemimpinan
NW: Membimbing Anda menjadi seorang pemimpin yang memenuhi tujuh syarat kepemimpinan ala Maulanassyaikh sang Pendiri NWDI. NBDI. NW DAN PAHLAWAN NASIONAL.
NW : AL-MUROQOBAH: mengajarkan arti evaluasi dan suvervisi pendidikan.
NW: menegaskan aljinsi identitas diri Anda.
NW: menghapus segala jejak kehidupan anda dalam dua era: Era kebodohan dan era kesesatan.
NW: mengajarkan Anda makna alhimayah-memelihara tradisi memelihara agama dan memelihara bangsa.
NW: Mengajak Anda untuk terus bersyukur dalam segala dimensi kehidupan kemanusiaan dan kehidupan beragama berbangsa dan bernegara. Semoga.

(Edisi Hari amal Bhakti kemenag RI ke-74 3/1/1945- 3/1/2020)